Sebelum masa remaja, depresi umumnya terjadi pada anak perempuan dan laki-laki, meskipun di antara remaja dua kali lebih sering terjadi pada anak perempuan.
Dominasi itu kemudian bertahan di sebagian besar kehidupan orang dewasa. Sampai usia tua, baik perempuan dan laki-laki memiliki tingkat depresi yang sama.
Mengenali depresi pada anak kecil
Ketika anak-anak kecil mengalami depresi, bukan hal yang aneh jika mereka mudah tersinggung dan muncul sebagai anak yang sangat rewel.
Kovacs menjelaskan, cara terbaik bagi orangtua untuk mengenali depresi pada anak kecil bukanlah dengan apa yang dikatakan anak, melainkan dengan apa yang dilakukannya.
"Carilah perubahan signifikan jika seorang anak mulai berhenti bermain dengan hal-hal favoritnya, atau berhenti menanggapi apa yang biasa dia tanggapi," ujar dia.
Ini mungkin berarti seorang anak kehilangan minat pada permainan, lelucon atau ritual yang dulunya menyenangkan dan menghibur.
Tanda-tanda lain anak mengalami depresi di antaranya mengeluh tentang gejala fisik, terutama sakit perut dan sakit kepala.
Anak juga bisa menjadi tidur lebih banyak atau lebih sedikit, serta kehilangan nafsu makan.
Petugas medis dan ilmiah di Little Otter, Dr Egger mengatakan, anak usia prasekolah yang mungkin mengalami depresi akan mengamuk setiap hari.
Perilaku tersebut, bahkan berisiko melukai diri sendiri atau orang lain.
"Depresi mungkin terlihat seperti masalah perilaku, tetapi sebenarnya itu didorong oleh apa yang anak-anak rasakan di dalam," ungkap dia.