Di sinilah istilah "gaslighting" muncul. Suami meredupkan lampu gas (gaslight) di rumah dan membuat keributan.
Ketika istrinya mempertanyakan suara yang bising dan pencahayaan yang berubah, suami terus menyatakan bahwa cahaya lampu tetap sama dan dia tidak mendengar suara apa pun.
Contoh frase gaslighting yang umum antara lain "kamu mengada-ada", "itu tidak pernah terjadi", "kamu sangat dramatis", "kamu membesar-besarkan sesuatu di luar proporsinya".
Jika kita terus-menerus mengalami gaslighting, maka kita akan menunjukkan tanda seperti harga diri yang rendah dan ketergantungan emosional pada pelaku gaslighting.
Di saat seseorang melakukan gaslighting kepada kita, kemungkinan kita mengalami berbagai emosi, mulai dari kebingungan, marah, dan frustasi.
Siklus gaslighting seperti ini melelahkan dan dapat memengaruhi kepercayaan diri kita.
2. Berpegang teguh pada pendirian
Tujuan gaslighting adalah membuat orang yang menjadi "korban" meragukan persepsinya.
Sedangkan pihak yang bertindak sebagai pelaku gaslighting, tujuan dia kemungkinan adalah menghindar dari tanggung jawab dan perlahan-lahan menyebabkan kita tergantung secara emosional kepadanya.
Hal ini akan menciptakan kebingungan di dalam diri kita, sehingga kita tidak dapat memercayai diri maupun ingatan kita sendiri.
Untuk mengatasinya, cobalah berpegang teguh pada pendirian. Artinya, kita harus percaya diri, meyakini perasaan serta apa yang kita anggap benar.