Jika kita merasa tertinggal hanya karena teman-teman kita sudah menikah, cobalah memperluas lingkup pertemanan termasuk dengan orang-orang yang belum menikah.
Jika motivasi menikah hanya karena teman-teman sudah menikah, artinya kita jelas belum siap untuk menikah dan hanya menginginkannya akibat tekanan lingkungan.
10. Berpikir pasangan bakal berubah
Kita ingin menikahi orang yang menjadi pasangan kita, bukan orang yang kita bayangkan.
Meski kebanyakan orang mengalami beberapa perubahan saat tumbuh dewasa, secara mendasar mereka sebetulnya tidak berubah.
Siapa pun pasangan kita saat ini, sosok itulah orang yang akan selalu ada.
Jadi, merencanakan pernikahan dengan berpikir bahwa pasangan bakal berubah menjadi seseorang yang kita inginkan, misalnya lebih bertanggung jawab, lebih peduli, atau lebih perhatian, adalah kesalahan besar.
Seseorang tidak akan berubah hanya karena mereka bertukar cincin kawin.
Namun, jika menemukan bahwa diri kita belum siap untuk menikah, bukan berarti kita akan kesepian sampai akhir hayat.
Manfaatkan waktu ini untuk memahami apa yang membuat kita merasa kesepian, bangunlah kepercayaan dalam hubungan, menetapkan dan mempertahankan batasan yang sehat dalam hubungan, membuat rencana masa depan, hingga bertanya pada diri sendiri apa yang kita cari dari pernikahan dan pasangan.
Dengan memperhatikan tanda-tanda kita belum siap menikah, kita bisa berupaya untuk memperkuat ikatan dengan calon pasangan hidup demi menciptakan pernikahan yang harmonis dan menghadapi badai pernikahan bersama.
Kemudian, gunakan wawasan ini untuk pertama-tama membangun hubungan yang solid dengan pasangan dan mengambil risiko ketika kita dan pasangan sudah merasa sepenuhnya siap.