Karena ukurannya yang raksasan, ular Titanoboa disebut-sebut sebagai ular terbesar di dunia.
Karena ukurannya yang raksasan, ular Titanoboa disebut-sebut sebagai ular terbesar di dunia. ( HAI Online)

Gimana Wujud Titanoboa yang Pernah Jadi Ular Terbesar di Dunia?

14 September 2021 06:56 WIB

SonoraBangka.ID - Mungkin saat ini orang-orang mengenal anaconda sebagai ular terbesar di dunia. Namun ternyata lebih jauh dari itu, ukuran anaconda belum apa-apanya kalo dibandingin sama ular Titanoboa!

Berdasarkan penemuan tim ilmuwan Internasional di Kolombia, kerangka parsial ular raksasa yang mereka sebut sebagai Titanoboa cerrejonensis ini punya panjang mencapai 12–13 meter.

Berdasarkan kerangka yang saat ini disimpan di Museum Sejarah Alam, Florida ini, ilmuwan menyebut ular ini lebih ngeri daripada monster-monster di film Hollywood!

“Ular yang sangat besar. Benar-benar menarik imajinasi orang, tetapi kenyataan telah melampaui fantasi Hollywood,” ujar ahli paleontologi vertebrata Museum Florida, Jonathan Bloch, melansir laman Museum Florida.

Sementara itu menurut Jason Head, seorang ahli paleontologi di University of Toronto, titanoboa punya tubuh yang sangat lebar, melebihi anaconda yang punya panjang 6 meter dan berat mencapai 200 kg.

Sayangnya, melansir Smithsonian, tengkorak ular tersebut hampir nggak pernah ditemukan karena sangat rapuh dan mudah hancur.

Alhasil, gambaran jelas dan akurat ular titanoboa belum dapat dipastikan hingga saat ini. 

 Meski begitu, para ahli sukses mengungkap fragmen dari tiga tengkorak titanoboa yang memudahkan mereka untuk mengetahui penampakan sebenarnya ular raksasa tersebut.

Menurut Bloch, ular yang beratnya mencapai 1,25 ton ini hidup selama Zaman Paleosen, periode 10 juta tahun setelah kepunahan dinosaurus.

Selama ekspedisi, para ilmuwan menemukan banyak kerangka kura-kura raksasa dan kerabat buaya primitif yang sudah punah yang kemungkinan dimangsa oleh ular titanoboa.

“Sebelumnya, tidak ada fosil vertebrata yang ditemukan antara 65–55 juta tahun yang lalu di Amerika Selatan yang tropis. (Penemuan) ini membuat kami memiliki pemahaman tentang seperti apa kehidupan di Neotropis utara,” kata Bloch. 

“Sekarang kita memiliki jendela ke waktu tepat setelah dinosaurus punah dan benar-benar dapat melihat seperti apa hewan yang menggantikan mereka,” tambahnya. 

Bloch menjelaskan, dimensi ular titanoboa menunjukkan bahwa suhu di wilayah khatulistiwa dulunya jauh lebih tinggi. 

 

Pasalnya, ukuran tubuh ular dan hewan berdarah dingin lainnya ditentukan oleh suhu di lingkungan tempat tinggal mereka. 

“Jika melihat hewan berdarah dingin dan penyebarannya saat ini, yang besar berada di daerah tropis, tempat terpanas, dan akan ukurannya akan semakin kecil jika semakin jauh dari khatulistiwa,” ucapnya. 

Berdasarkan ukuran tubuh ular titanoboa, tim ilmuwan mampu memperkirakan suhu tahunan rata-rata di khatulistiwa Amerika Selatan 60 juta tahun yang lalu, yakni 91 derajat fahrenheit. (*)

SumberHAI Online
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm