SonoraBangka.id - Kita ketahui bahwa BMKG belum lama ini memberi peringatan pada pemerintah dan masyarakat Pacitan, Jawa Timur agar berhati-hati.
Pasalnya, sebagai wilayah rawan gempa, BMKG melihat adanya potensi tsunami setinggi 28 meter yang bisa meluluhlantakkan Pacitan.
"Berdasarkan hasil penelitian, wilayah Pantai Pacitan memiliki potensi tsunami setinggi 28 meter dengan estimasi waktu tiba sekitar 29 menit," kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dilansir dari Kompas.com.
Meskipun tsunami belum terjadi, tetapi mengukur potensi tsunami sangat penting untuk merumuskan langkah mitigasi yang tepat.
Skenario terburuk perlu disiapkan untuk menghindari dan mengurangi risiko gempa dan tsunami yang berpotensi terjadi.
Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu dilakukan jika terjadi bencana tsunami di sekitar kita:
1. Prabencana
Kenali tanda-tanda tsunami melalui pengamatan gempa dan pesisir. Gempa yang berpotensi menimbulkan tsunami akan terasa lama dengan intensitas yang kuat.
a. Tanda-tanda yang bisa diamati di pesisir adalah air laut surut, bunyi gemuruh dari tengah lautan, dan banyak ikan menggelepar di pantai.
b. Setelah terjadi gempa, pantau informasi dari media yang terpercaya untuk mengetahui potensi tsunami.
c. Segera menjauh dari pantai. Berlarilah ke tempat yang lebih tinggi dan berdiam diri di sana sampai ada pemberitahuan lanjutan dari media resmi.
d. Pahami resiko tempat tinggal Anda akan bahaya tsunami dan ketahu jalur evakuasi tercepat dari rumah ke dataran yang lebih tinggi.
2. Saat bencana
Jika gempa berdampak pada rumah, jangan berupaya merapikan kondisi rumah.
a. Pantaulah informasi dari media resmi sembari mewaspadai gempa susulan yang mungkin terjadi.
b. Jika berada di rumah, bimbing anggota keluarga untuk evakuasi ke tempat yang lebih tinggi dengan tenang.
c. Ketika melakukan evakuasi, utamakan dengan berjalan kaki.
d. Hindari jalur yang mudah roboh seperti jembatan.
e. Waspadai tanda bahaya tsunami berupa sirine atau pengumuman resmi dari petugas setempat.
f. Jika sudah berada di tempat tinggi dan telah terjadi gelombang tsunami pertama, jangan buru-buru turun. Tsunami biasanya datang dalam dua hingga lima kali gelombang. Gelombang kedua dan seterusnya biasanya lebih besar dari yang pertama. Kita boleh turun dan kembali ke rumah jika kondisi telah dinyatakan aman oleh pihak yang berwenang.
3. Pascabencana
Jangan mendahulukan barang-barang. Utamakan keselamatan terutama dari reruntuhan, listrik, dan gas.
a. Hindari air yang menggenang untuk menghindari resiko tersengat listrik atau zat-zat yang berbahaya. Selain itu, air yang menggenang juga beresiko membuat Anda terperosok atau terjebak di dalam kubangan.
b. Jaga sanitasi diri dan keluarga Anda.
c. Hindari memakan makanan yang terkena air genangan, biasakan mencuci tangan, berpartisipasi untuk menyediakan sumber air bersih dengan petugas setempat.
d. Jika terluka, segera hubungi petugas kesehatan terdekat.
Nah, semoga tips ini bermanfaat ya!