Profesor kesehatan lingkungan di University of Maryland, Don Milton, menyatakan bahwa ini merupakan bukti bahwa penularan COVID-19 terutama terjadi melalui udara.
Virus ini akan menyebar dari hidung atau mulut seseorang yang terinfeksi melalui semprotan droplets (tetesan) besar ketika berada dalam jarak dekat.
Profesor Milton juga menyampaikan bahwa varian Delta yang sedang beredar bahkan lebih menular dari varian Alpha.
Penelitian tersebut semakin membuktikan bahwa varian akan terus menjadi lebih baik dalam perjalanan melalui udara.
Jadi, para peneliti harus menyediakan ventilasi yang lebih baik, masker yang pas, dan juga vaksinasi.
Peneliti juga menemukan bahwa virus yang berasal dari varian Alpha yang berada di udara jumlahnya 18 kali lebih banyak daripada virus yang ditemukan di hidung.
Para peneliti juga menemukan, masker atau penutup wajah dapat mengurangi penularan dari mereka yang terinfeksi sekitar 50 persen.
Namun, masker yang tidak pas dan longgar justru tidak dapat mencegah sepenuhnya partikel virus di udara.
Oleh karena itu, kita harus taat menggunakan masker setiap saat dan menghindari tempat yang ventilasinya kurang.
Sebagai tambahan, sebaiknya masker medis sekali pakai tidak boleh dibuang sembarangan.
Masker yang sudah terpakai, bisa jadi sarang kuman dan virus. Sehingga jika dibuang di sembarang tempat terbuka, akan membahayakan orang lain.
WHO menganjurkan untuk membuang masker ke tempat sampah tertutup.
Selain lebih sehat, tidak membuang masker di lingkungan terbuka juga turut mencegah semakin tersebarnya virus.
Selain masker, kamu juga harus rutin mencuci tangan setelah memegang barang-barang di tempat umum, dan hindari berkerumun.
(Penulis: Nur Fitriatus Shalihah)