Aji menambahkan, jika ban sudah mengalami bocor di bagian samping atau dinding ban, pemilik kendaraan harus langsung mengganti ban dengan yang baru. Jika dipaksakan, dikhawatirkan ban akan pecah dan menimbulkan kecelakaan.
Kemudian cek kondisi kedalaman alur ban dengan menggunakan alat ukur atau dapat melihat tread wear indicator (TWI).
"Ketika keausan sudah rata dengan TWI, artinya tidak sampai botak, maka ban tersebut sudah maksimal keausannya. TWI ini adalah 1,6 mm dari permukaan bawah ban. Ketika sudah sejajar dengan TWI ban segera diganti," saran Aji.
Berikutnya, cegah flat spot pada ban dengan cara menjalankan mobil paling tidak seminggu sekali meski jarang digunakan. Sehingga, ban berputar dan terjadi vibrasi.
"Jaga tekanan angin, jangan sampai kurang. Apabila sudah jarang digunakan, ban kempis maka flat spot mudah terbentuk," katanya.
Terakhir, lakukan rotasi ban secara rutin supaya tingkat keausan semua ban merata, termasuk ban serep. Biasanya, hal tersebut dilakukan saat servis 10.000 kilometer di bengkel resmi.
"Terakhir menjaga geometri ban karena seiring pemakaian akan berubah dan bila dibiarkan mengganggu kenyamanan. Caranya lewat spooring dan " ucap Aji.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Agar Lebih Awet, Jangan Cuek dengan Kerikil yang Menempel di Ban", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2021/09/26/142100315/agar-lebih-awet-jangan-cuek-dengan-kerikil-yang-menempel-di-ban?page=all#page2.