Namun di sisi lain, apakah jatuh cinta pada pandangan pertama seperti dalam cerita fiksi dan lagu-lagu cinta bisa terjadi di real life? Ternyata hal ini bisa dijelaskan secara ilmiah lho, sob.
Saat bertemu seseorang untuk pertama kalinya, kita tentu nggak mengetahui sifat mereka, sehingga kita hanya menyukai penampilan fisik mereka saja, yang dibuktikan pada sebuah penelitian tahun 2017.
Meski nggak bisa menggunakan waktu untuk memprediksi jatuh cinta, kita bisa memahami tanda jatuh cinta. Misalnya, saat merasa mendadak memiliki energi, lebih segar, serta sulit fokus pada hal lain dan hanya memikirkan si doi.
Selain itu, keinginan untuk selalu bersama pun mulai timbul. Segala hal tentang si dia pun serasa menarik. Ditambah, ada perasaan terikat dan nyaman saat bersamanya.
Saat seseorang mengalami jatuh cinta, ia bakal melewati tiga fase inti, yakni nafsu, daya tarik, dan kedekatan.
Dalam tahap nafsu, seseorang akan mengalami timbulnya keinginan seksual. Sementara pada tahap daya tarik, ia akan meningkatkan produksi dopamine dan norepinephrine yang menimbulkan rasa kebahagiaan yang memusingkan dan terkadang, perasaan cemburu serta keinginan untuk melindungi pasangan dan hubungan.
Yang terakhir, seseorang akan merasa dekat dengan si dia setelah tahap daya tarik. Di tahap ini, hormone oksitosin atau hormon cinta serta vasopressin-lah yang akan dominan.
Fase ini juga akan meningkatkan keinginan untuk membentuk ikatan yang kuat. Selain itu, hasrat untuk menambah daya tarik juga akan semakin tinggi. (*)