Hal itu, disebut dr Dwi karena pertumbuhan tinggi badan yang dialami anak perempuan sangatlah pesat.
"Masalahnya kalau terlalu dini muncul menstruasi, anak perempuan itu kan biasa alami lebih cepat pertumbuhan tinggi, setelah itu dia langsung berhenti.
Takutnya kalau pubertas terlalu dini maka dia nanti justru tidak tinggi maksimal, nantinya di umur yang harusnya sudah mencapai tinggi optimalnya, jadinya malah justru tidak tercapai dan cenderung tingginya jadi pendek," jelas dr Dwi.
Untuk mengatasi hal tersebut, dr Dwi mengatakan jika peran orangtua sangatlah penting.
Komunikasi antara anak dan orangtua juga harus selalu terjaga dengan baik, sehingga ketika orangtua mengetahui masalahnya, bisa langsung dikonsultasikan kepada dokter yang berwenang.
"Secara definisi pubertas yang kecepatan atau pubertas prekoks dialami anak perempuan, yakni menstruasi di bawah 9 tahun, jadi kalau seperti itu, ayah bunda bisa langsung konsultasi ke dokter anak, atau dokter endokrinologi anak, karena nanti dokter anak akan evaluasi.
"Karena kalau ternyata beneran pubertas dini, akan ditahan dulu, karena sebenarnya proses pubertas itu ada tahapannya, nggak boleh langsung mens, harus ada pertumbuhan payudara dulu, pertumbuhan bulu kemaluan dulu, baru muncul menstruasi," katanya.
Namun, apa penyebab anak mengalami pubertas dini?
Nah dijelaskannya, biasanya gangguannya di central, di otaknya, perkembangan hormonnya ada mengalami percepatan dini, ada juga sifatnya bawaan lahir dan itu bisa dikendalikan.