SonoraBangka.id - Tidak ada orangtua yang sempurna. Jika memang selama ini kita sudah berlaku tidak adil, tak ada salahnya kita minta maaf.
Tentunya ini kita lakukan tanpa sadar atau didasari suatu pertimbangan tertentu.
Karena mana ada sih orangtua yang dengan sengaja mau membeda-bedakan anaknya?
Tapi ternyata, perbedaan-perbedaan ini bisa ditangkap berbeda oleh si anak, sampai bisa membuat anak merasa cemburu.
Kalau sudah begitu, rasa bersalah mungkin menghantui.
Tapi, ya, yang penting kita sekarang sudah sama-sama sadar dengan perilaku kita selama ini.
Kalau sudah sadar, lebih baik kita berbicara dari hati ke hati dengan anak-anak, jangan membiarkan terlalu lama, karena ini akan memengaruhi perilaku anak saat dewasa.
"Misalnya gini, dia punya anak perempuan. Tapi, yang disayang cuma anak laki-laki saja. Ternyata, itu karena kakeknya (orangtua si ibu), memang memperlakukan anak laki-laki berbeda dari perempuan. Jadinya terasa ketika sudah berkeluarga."
Nah, inilah saatnya kita memutus rantai masa lalu kita tersebut, ke anak-anak. Dalam mengubah perilaku, tentunya diperlukan pemikiran terbuka serta tidak lagi memikirkan gengsi ke anak, kalau kita memang salah.
Nah, inilah beberapa hal yang bisa kita lakukan, bila ternyata selama ini tanpa sadar kita memperlakukan anak-anak secara berbeda.
1. Intropeksi Diri Sendiri
Setelah membaca perilaku anak yang berbeda saat meminta perhatian, alangkah baiknya Anda refleksi perilaku diri sendiri terhadap anak.
Kesadaran ini dirasa penting untuk mengubah pola asuh kita terhadap anak-anak. Karena, kita yang selama ini mengasuh anak-anak, jadi, ya, akan lebih mudah menganalisa diri sendiri.
2. Menerima Teguran
"Mama nih, kemauan si Kakak terus diturutin, Adik enggak!" teriak Kasih. Ungkapan seperti ini rupanya bukan karena anak mencari perhatian Anda semata, melainkan ini merupakan teguran untuk Anda. Jangan lantas, kita malah marah pada anak.
Karena sebagai anak, dia berhak mengungkapkan apa yang dia rasa kepada orangtuanya.
Selain anak, Anda juga harus menerima teguran dari suami atau pengasuh anak, karena merekalah yang menjadi pemerhati pola asuh Anda selama ini.
3. Jangan Malu Minta Maaf
Kayaknya, udah enggak zaman, ya, menjalani pepatah hidup: orangtua selalu benar dan anak selalu salah.
"Kak, maafin Mama, ya, Mama jarang perhatiin kamu," Anda bisa memulai dengan kalimat ini untuk memberitahu anak bahwa Anda memang telah berlaku tidak adil.
Menurut Nina, permintaan maaf dari orangtua membuat emosi anak jadi mereda, seandainya dia sakit hati dan terluka karena perilaku Anda.
Setelah itu, katakan kepada anak-anak bahwa Anda dan suami akan berusaha untuk berlaku adil satu sama lain.
"Jangan jadinya kebalik, yang disayang jadi adiknya saja. Ya, katakan bahwa sebagai orangtua akan berusaha untuk selalu adil," jelas Nina.
4. Tidak Perlu Setiap Hari
Setelah menyadari dan meminta maaf ke anak, Anda pun pasti berusaha memenuhi kebutuhan kasih sayang setiap anak.
Tapi, enggak apa-apa kok, kalau misalnya enggak bisa dilakukan dalam satu hari.
"Misalnya gini, si Kakak lagi mau ujian akhir, waktu kita pasti lebih sering dengan si Kakak hari itu. Enggak apa-apa. Nah, besoknya baru nemenin Adik belajar. Yang penting kebutuhan kasih sayang anak-anak sama-sama terpenuhi," jelas Nina.
5. Kenali Kebutuhan Cinta Anak-Anak
Walaupun berasal dari rahim yang sama, bukan berarti kebutuhan cinta anak pun sama.
Jadi, ya, memang setiap anak memiliki kebutuhan cinta berbeda-beda, sehingga Anda harus lebih mengenali kebutuhan tersebut.
"Kalau sudah, kenali kebutuhan masing-masing anak, penuhi kebutuhan tersebut. Mulai dari pembagian waktu. Karena hak asasi anak, dia berhak memiliki sepenuhnya sosok orangtua," jelas Nina.
Jadi, ya, memang berperilaku adil butuh usaha besar. Dan, tidak apa-apa jika tidak selalu dipenuhi, asalkan kita sadar dan meminta maaf ke anak.
Ada baiknya juga untuk selalu mendengarkan pendapat anak terhadap ketidakadilan perilaku kita.