Ilustrasi
Ilustrasi ( thinkstock/lolostock )

Apakah Trauma Kekerasan pada Perempuan Berisiko Penurunan Kognitif?

9 November 2021 10:37 WIB

Leela menyoroti bagaimana individu yang mengalami trauma cenderung mengalami kesulitan dengan kecepatan pemrosesan, memori kerja, dan produktivitas. 

"Penelitian lebih lanjut dapat membantu dokter mendiagnosis dan mengobati perubahan kognitif jangka pendek dan jangka panjang yang lebih baik yang diamati pada individu dengan gangguan stres pascatrauma," ungkapnya.

Leela menjelaskan bahwa usia seseorang pada saat terjadi trauma sangat penting.

Selanjutnya, dibutuhkan lebih banyak penelitian untuk membedakan perubahan neurologis berdasarkan apakah seseorang mengalami trauma selama masa kanak-kanak atau dewasa.

Penting juga untuk memastikan bagaimana pengalaman traumatis yang berbeda seperti pengabaian, pelecehan emosional, pelecehan fisik, dan pelecehan seksual secara independen dapat memengaruhi otak.

Trauma dapat memengaruhi individu dengan cara yang tak terhitung jumlahnya akibat perubahan neurologis.

Pasalnya, Leela menyoroti bagaimana hal itu dapat memicu atau memperburuk masalah harga diri, kecemasan, dan depresi.

Sekedar diketahui bahwa, paparan kronis akibat trauma kekerasan pada perempuan dapat menyebabkan penggunaan narkoba, depresi, dan gangguan kecemasan termasuk gangguan stres pascatrauma.

SumberParapuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm