Selain itu, busana adat ini juga bisa dipadukan dengan kebaya modern yang menggunakan model baju kurung.
Sementara Aesan Gede adalah salah satu jenis kain songket yang dulu dipergunakan para kaum bangsawan.
Pada pakaian pengantin perempuan terdiri dari tiga bagian, yaitu kepala, tubuh, dan kaki.
Pada bagian kepala memakai mahkota atau kesuhun dilengkapi suri (sisir) pengantin dan cucuk gelung.
Di belakang sanggul ditancapkan juga bunga rampe (rampai) dan di bagian belakang kepala menggunakan kelapo setandan.
Aksesoris lainnya berupa gandik, sumping, kembang ure, dan anting-anting. Pada bagian bahu, dipakaikan teratai yaitu penutup bahu dari bahan songket yang berbentuk kelopak teratai mekar.
Di atas teratai dipakaikan kalung kebo munggah, di mana dalam teratai dipakaikan selempang sawit.
Bagian atas atau baju dipakaikan dodot berbahan songket atau perada, kemudian ditambahkan ikat pinggang, pending bermotif bruk merak.
Sementara itu, kain songket digunakan sebagai busana bagian bawah tubuh. Di mana di sekitar ikat pinggang juga diselipkan kain pelangi atau jumputan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perbedaan Pakaian Adat Aceh dan Palembang, Seperti Rencana Pernikahan Ria Ricis", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/parapuan/read/532907487/perbedaan-pakaian-adat-aceh-dan-palembang-seperti-rencana-pernikahan-ria-ricis.