"Berdasarkan data BKMG, prakiraan dampak La Nina terjadi pada akhir tahun 2021 hingga awal 2022 di bulan Februari, guna mengantisipasi akan dampak ini kita menerjunkan sebanyak 300 personel gabungan dengan berbagai peralatan dari beberapa stakeholder terkait," kata Yudhi, Selasa (23/11).
Diakuinya, berdasarkan hasil analisa di lapangan, ada empat titik rawan bencana yang terjadi di wilayahnya. Yakni Pangkalanbaru, Lubukbesar, Sungaiselan, dan Koba.
"Kerawanan bencana yang terjadi di empat titik ini, yakni banjir, sementara untuk bencana lain seperti tanah longsor, dan puting beliung belum bisa kita presidksi," ucapnya.
Pihaknya pun telah bekerja sama dengan pihak terkait, khususnya di tingkat kecamatan hingga desa untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana ini.
"Jadi sebanyak 300 personel gabungan ini, kita turunkan di masing-masing desa yang ada di Bateng, dengan harapan semoga bencana ini bisa diantisipasi, khususnya banjir yang memang sering terjadi,"jelas Yudhi.
Selalu Siaga
Pemerintah Kabupaten Bangka Barat melakukan simulasi penanganan bencana banjir dan kebakaran saat pandemi Covid-19 di Lapangan Gelora Muntok, Kamis (25/11).
Sejumlah personel gabungan dari Kodim 0431, Polres, Satpol PP, Damkar, Basarnas, BPBD hingga Puskesmas sebagai tim kesehatan turut andil dalam simulasi ini.
Untuk simulasi banjir, tim dari Basarnas dan BPBD memperagakan cara menolong korban banjir dengan menggunakan tandu dan diangkut dengan seutas tali ke tempat yang lebih aman.
Sementara itu juga dalam simulasi banjir juga diperlihatkan bagaimana cara tim, saat melakukan evakuasi terhadap korban yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Setelah melakukan simulasi banjir, kegiatan pun dilanjutkan dengan simulasi penanganan kebakaran. Terlihat satu pondok dibakar, kemudian dua unit mobil Damkar dikerahkan untuk memadamkan api.
Bupati Babar, Sukirman berharap wilayahnya menjadi daerah yang tanggap dan memberikan respon cepat dalam penanggulangan bencana.
"Kabupaten Bangka Barat merupakan salah satu kabupaten di Babel yang memiliki skor indeks risiko bencana sebesar 180 dengan klasifikasi risiko ancaman bencana tinggi,"kata Sukirman.
Kepala BPBD Babar, Achmad Nursandi menambahkan simulasi ini berguna untuk memberikan penanganan serta ketenangan bagi para korban bencana.
"Ini bentuk kesiagaan kita agar bisa mengurangi risiko akibat bencana itu, lalu kita meminimalisir jumlah korban dan kerugian materi. Sehingga nanti masyarakat merasa nyaman dan tenang, karena ini juga merupakan bagian penting dalam upaya penanganan bencana,"lanjut Sandi.
Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul BPBD Pantau Kawasan Culong, Antisipasi Bencana Banjir di Babar, https://bangka.tribunnews.com/2021/11/26/bpbd-pantau-kawasan-culong-antisipasi-bencana-banjir-di-babar.