SonoraBangka.id - Sudah jadi rahasia umum, bahwa ASI (Air Susu Ibu) adalah makanan terbaik untuk bayi.
Menurut dr. Hikmah Kurniasari, MKM, Anggota Sentra Laktasi Indonesia (SELASI) dan Klinik Laktasi RS Sari Asih, Ciputat, sejak usia kehamilan 16-22 minggu dimulai proses pembentukan ASI yang disebut laktogenesis.
“Nah, ASI yang pertama diproduksi disebut kolostrum, yaitu cairan kental berwarna kekuningan atau jernih yang diproduksi oleh payudara pada hari-hari pertama persalinan. Biasanya sejak lahir sampai hari ke-3, ada yang sampai hari ke-5.”
Lalu, apa saja kandungan dalam kolostrum? Manfaat kolostrum, cairan yang terbilang sedikit ini justru banyak sekali manfaatnya.
Sebagai contoh, sambung Hikmah, kolostrum lebih banyak mengandung antibodi, sel darah putih pembangun sistem kekebalan, dan asam lemak rendah kolesterol berantai panjang.
“Kolostrum juga mengandung vitamin K yang cukup untuk menghindari bayi dari perdarahan. Kolostrum mengandung faktor pertumbuhan dan lebih kaya vitamin, terutama vitamin A daripada ASI matang.”
Selain itu, kandungan protein antiinfektif pada kolostrum 3 kali lebih banyak daripada pada ASI matang.
Tambahan protein ini berupa immunoglobulin.
Protein antiinfektif dan sel darah putih yang terkandung di dalam kolostrum merupakan imunisasi pertama terhadap penyakit yang dihadapi bayi setelah dilahirkan.
Manfaat kolostrum juga membantu mencegah infeksi bakteri berbahaya yang dapat menyebabkan sepsis dan kematian.
“Manfaat kolostrum lainnya, membantu mengurangi tingkat keparahan infeksi yang mungkin dialami bayi.
"Bahkan, kolostrum dapat menurunkan risiko kematian bayi bila ia segera menyusu segera setelah persalinan dan tidak diberikan makanan lain.”
Tak hanya itu, kolostrum memiliki efek pencahar ringan yang membantu membersihkan usus bayi dari meconium (tinja pertama bayi yang berwarna kehitaman).
Pembersihan akibat efek pencahar tersebut juga membantu membersihkan bilirubin dari usus sehingga dapat mencegah terjadinya bayi kuning (jaundice).
Perkembangan usus bayi yang belum matang pun terbantu oleh kolostrum. Alhasil, bayi terhindar dari infeksi, alergi, dan intoleransi terhadap makanan lain.
“Tak kalah penting, memberikan kolostrum pada awal-awal menyusu akan terbentuk bonding (ikatan batin) antara ibu dan bayinya.”
Agar ibu optimal dalam memberikan kolostrum dan ASI pada bayi, tentunya perlu strategi. Langkah pertama adalah melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD).
IMD adalah proses dimana bayi diletakkan di dada ibu segera setelah dilahirkan dengan kontak kulit dan kulit antara ibu dan bayi selama 1¬-2 jam.
Pada proses ini, bayi akan menemukan puting ibunya sendiri dan kemudian menyusu. Hal ini sangat penting untuk bayi segera mendapatkan kolostrum.
Isapan bayilah yang menstimulus ibunya semakin banyak memproduksi ASI.
Langkah berikutnya, upayakan agar ibu berada dalam kondisi tenang dan merasa yakin dapat memberikan kolostrum serta ASI pada sang bayi.
“Ketenangan dan keyakinan ibu sangat dibutuhkan dalam proses menyusui bayi. Hal ini berpengaruh pada kerja hormon oksitosin yang dipengaruhi oleh psikologis ibu.”
Perlu diketahui juga, beberapa ibu mengeluarkan kolostrum sebelum melahirkan, yakni pada trimester kedua atau ketiga kehamilannya.
Kenapa begitu? Karena ketika hamil, papar Hikmah, terdapat beberapa perubahan pada anatomi payudara calon ibu.
Pada masa ini, terdapat seri perubahan selular di mana sel-sel epitel kelenjar susu berubah dari nonsekresi menjadi sekresi.
Pada laktogenesis, kelenjar susu menunjukkan kemampuannya untuk menghasilkan susu.
Kolostrum kemudian berubah menjadi ASI transisi. ASI ini merupakan peralihan dari kolostrum ke ASI matang, biasanya mulai hari ke-4 sampai hari ke-10.
ASI ini banyak mengandung lemak dan gula (laktosa) dibanding kolostrum. ASI transisi kemudian berubah menjadi ASI matang sampai seterusnya.
ASI matang terbagi menjadi dua, yaitu ASI awal (foremilk) dan ASI akhir (hindmilk).
ASI awal adalah ASI yang pada menit-menit awal keluar, sedangkan ASI akhir adalah ASI yang keluar belakangan.
ASI awal biasanya lebih encer karena mengandung lebih banyak air. Sedangkan ASI akhir lebih kental karena mengandung lebih banyak lemak.
ASI matang mengandung semua komposisi nutrisi yang dibutuhkan bayi. Energi yang diberikan ASI matang sebesar 75 kkal/dl.
Adapun kandungan lemak di dalam ASI tergantung pada beberapa hal pada masa kehamilan (maternal), yaitu metabolisme, berat badan ibu, diet dan frekuensi makan ibu.
Jadi, Hikmah juga menyarankan untuk penting memperhatikan asupan makan ibu selama kehamilan supaya gizinya tercukupi dan dapat menyusui bayi dengan optimal.