Gubernur Provinsi Bangka Belitung, Erzaldi Rosman, meminta tim terpadu Satgas Pangan Babel dapat menyelesaikan persoalan tingginya harga ayam di Bangka Belitung yang mencapai Rp 40-50 ribu per kilogrmnya.
Gubernur Provinsi Bangka Belitung, Erzaldi Rosman, meminta tim terpadu Satgas Pangan Babel dapat menyelesaikan persoalan tingginya harga ayam di Bangka Belitung yang mencapai Rp 40-50 ribu per kilogrmnya. ( (IST/Kominfo Babel) )

Erzaldi Minta Tim Satgas Pangan Cari Solusi, Normalkan Harga Ayam yang Melonjak Naik

30 Januari 2022 07:30 WIB

SONORABANGKA.ID - Gubernur Provinsi Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman meminta kepada Tim Terpadu Satgas Pangan Babel dapat menyelesaikan persoalan tingginya harga ayam di Bangka Belitung yang mencapai Rp40-50 ribu per kilogramnya.

Erzaldi sempat naik pitam mendengar harga ayam tidak kunjung turun. Alhasil kondisi ini membuat Tim Terpadu Satgas Pangan Babel melaksanakan rapat koordinasi dengan pihak terkait di Ruang Rapat Tanjungpendam Kantor Gubernur Babel, Jumat (28/1/2022) kemarin.

Dari hasil pantauan Tim Terpadu Satgas Pangan Babel, harga daging ayam potong di pasar tradisional masih belum bergerak turun ke harga normal, di kisaran Rp 25-30 ribu per kilogramnya.

Gubernur Erzaldi Rosman yang hadir secara virtual mengatakan, untuk satgas segera mungkin melakukan penanganan untuk mencarikan solusi agar harga ayam menjadi stabil.

"Intinya kalau daerah lain bisa murah, kenapa di Babel tidak. Saya mau adanya kestabilan harga," ujar Gubernur Babel, Erzaldi dalam rapat tersebut.

Mantan Bupati Bangka Tengah ini, menginstruksikan kepada Tim Terpadu Satgas Pangan Babel untuk menelusuri  harga yang dipatok pihak perusahaan dari hulu hingga hilir, agar sewajarnya mengambil keuntungan. 

Juga bila  terbukti dugaan praktek monopoli oleh para perusahaan bisnis ayam, dirinya tak segan-segan akan melaporkan hal tersebut ke Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).

Dalam pertemuan tersebut dijelaskan bahwa, selama ini jalur rantai pasok distribusi daging ayam adalah dari perusahaan berlanjut ke distributor atau broker. Baru kemudian ke pedagang atau pengecer dan sampai ke tangan konsumen.

"Kalau perlu kita potong rantai distribusinya, kenapa pedagang tidak boleh membeli dari perusahaan. Saya tidak mau ada permainan, agar masyarakat mendapatkan harga dengan wajar," ucap Erzaldi.

Kabid Pengendalian Perdagangan dan Perlindungan Konsumen Disperindag Babel, Fadjri Djagahitam, mengatakan penyebab meningkatnya daging ayam di pasaran saat ini disebabkan beberapa faktor.

Sumberbangka pos
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm