SonoraBangka.Id - Prontaxan kini akhirnya kembali lagi lewat gubahan ajaibnya untuk lagu bernadakan satir milik Rollfast, 'Pajeromon'.
Dirilis pada pertengahan Februari lalu, Prontaxan menegaskan kalo versi remix terbaru kali ini adalah dedikasi bagi mereka untuk perayaan bulan penuh cinta.
Sebagai kolektif musik multi-disiplin, hasil gubahan terbaru dari grup ini tentu sangatlah menarik.
Mengingat Prontaxan emang dikenal nggak lelah untuk merubah suasana lagu orisinal menjadi berubah 180 derajat.
Grup musik penuh rasa senang asal Yogyakarta ini sebelumnya telah dikenal untuk "mengacak-ngacak" band-band seperti Efek Rumah Kaca ataupun .Feast.
Uji Hahan, Yahya Dwi Kurniawan, Egha, dan Lana Pranaya sekali lagi berhasil meleburkan semangat dan eksklusivitas indie à la anak muda kota besar dengan musik dansa (re: dangdut) yang lebih merakyat.
Misi mulia ini kini tertuang lewat nomor cerdas milik Rollfast yang dibumbui dengan berbagai elemen nada; mulai dari campur sari, dangdut kuno, hingga rock yang diaduk dengan perangkat elektronika kontemporer untuk menghasilkan satu tujuan: menyenangkan.
Yang bikin menarik, Rollfast sebagai grup musik pun juga dikenal sebagai band eklektik yang kerap memadupadankan berbagai jenis musik dalam karyanya, 'Pajeromon' tentu adalah salah satunya.
Versi remix dari Prontaxan ini seperti layaknya versi dekonstruksi dari sebuah konstruksi sosial yang telah terbangun rapi oleh Rollfast sebelumnya.
Yap untuk diketahui sebelumnya, 'Pajeromon' adalah sebuah kritik keras nan pedas dari Rollfast yang berbicaara tentang fenomena Ajik (Oom-Oom) di Bali, tempat mereka bernaung.
Dengarkan versi orisinal dari 'Pajeromon' di bawah:
Sehingga, bukan tanpa alasan bagi Prontaxan untuk memilih lagu ini sebagai "korban" paling mutakhir dari mereka untuk digubah ulang.
Jatuh di tangan Prontaxan, pesan galak dari lagu ini cenderung menjadi lebih ramah untuk diterima bagi telinga maupun (badan) setiap pendengar untuk bergoyang.
"Lagu ini [Pajeromon] kan bentuk sindiran keras dari Rollfast untuk menanggapi fenomena dan kebiasaan jelek dari Ajik-Ajik. Dari situ, kami menerjemahkan karakter Ajik-Ajik tersebut melalui beat dan warna musik yang berubah-rubah," tegas Prontaxan melalui rilis pers.
"Sesuai lah dengan karakter Ajik-Ajik tersebut, ngotot, tapi penuh inkonsistensi. Mau berubah-rubah, terserah dia," pungkas Prontaxan.