Padahal, idealnya waktu olahraga dalam seminggu adalah 150 menit untuk intensitas sedang dan 75 menit untuk aktivitas aerobik.
Dengan berolahraga, kita dapat mencegah depresi, menurunkan tekanan darah, mencegah kolesterol, mengontrol gula darah, dan mengurangi risiko penyakit jantung dan diabetes.
4. Tidak bersosialiasi
Ingatlah, sosialisasi bersama teman atau keluarga penting dilakukan walau pekerjaan sedang sibuk-sibuknya.
Memiliki koneksi dengan orang lain dapat membantu mengatasi kesepian, mempertajam ingatan, keterampilan kognitif, dan meningkatkan rasa kebahagiaan dan kesejahteraan.
5. Beralih ke obat-obatan atau alkohol
Borland menerangkan, sisi buruk kerja terlalu keras adalah mencari pelarian ke obat-obatan karena orang-orang merasa kewalahan.
Cara itu juga diambil mereka ketika merasa bahwa hanya perlu memutuskan hubungan.
Penyalahgunaan obat-obatan tentu tidak baik karena menyebabkan penurunan produktivitas, peningkatan cedera fisik saat bekerja, dan memengaruhi kemampuan konsentrasi dan fokus.
Cara mengelola stres akibat pekerjaan
Untuk orang-orang yang merasa dirinya sudah bekerja kelewatan batas, mereka harus mulai memperhatikan diri.
Simak saran yang diberikan Borland di bawah ini:
a. Tetapkan batas
Tetapkan batasan untuk diri sendiri dan apa saja yang akan dilakukan hari ini dan jam berapa ingin diselesaikan.
b. Tetapkan rutinitas
Rencanakan sesuatu yang dinantikan setelah bekerja, seperti kelas olahraga, membaca buku, atau melakukan yoga.
c. Singkirkan rasa bersalah
Beberapa orang terlalu segan ketika rekan-rekannya masih bekerja. Kalau pekerjaan sudah selesai, ingatlah pulang ke rumah karena keluarga sudah menunggu.
Nah, semoga ini bisa membantu ya!
Artikel ini telah terbit di https://nova.grid.id/read/053288862/pintar-atur-emosi-dampak-bekerja-terlalu-keras-dan-cara-mengatasinya?page=all