SonoraBangka.ID - Teknologi fast charging atau pengisian ulang cepat bukan lagi hal yang asing di dunia smartphone. Sebab, fast charging menjadi salah satu fitur yang kerap disematkan produsen smartphone agar pengisian ulang baterai berlangsung cepat, terutama bisa kapasitas baterai cukup besar.
Seiring waktu, output daya yang ditawarkan oleh produsen smartphone juga semakin tinggi. Terbaru misalnya Realme melalui smartphone seri GT Neo 3 yang menawarkan fast charging 150 watt.
Dengan output tersebut, baterai Realme GT Neo 3 yang memiliki kapasitas 4.500 mAh diklaim bisa diisi ulang dari 0 persen hingga 50 persen hanya dalam 5 menit.
Bagaimana dampak penggunaan fast charging yang terus-menerus terhadap kesehatan baterai smartphone?
Dirangkum dari How To Geek, Kamis (9/6/2022), praktik fast charging pada dasarnya tidak berbahaya untuk baterai smartphone.
Sebab, charger atau pengisi dayanya tidak akan menghantarkan daya secara berlebih, melainkan sesuai dengan daya yang dapat ditampung oleh smartphone.
Dengan kata lain, pengguna bisa memakai charger dengan output yang tinggi secara aman.
Selain itu baterai smartphone juga diatur agar hanya bisa menggunakan fast charging dalam waktu tertentu. Sebab, baterai lithium-ion secara teknis mengisi ulang daya dalam tiga fase.
Fase pertama yaitu pengisian yang lambat, kemudian berlanjut pada fase kedua dengan arus yang konstan ketika tegangan meningkat dari waktu ke waktu. Tahap terakhir yaitu ketika arus dikurangi sedikit demi sedikit guna mencegah pengisian daya yang berlebih dan risiko kerusakan sel baterai.
Fast charging hanya akan berfungsi selama arus dihantarkan secara konstan. Itu sebabnya, berbagai vendor smartphone akan sesumbar tentang pengisian cepat di fase awal hingga kedua, misalnya "dari 0 persen hingga 50 persen dalam 30 menit", dan sebagainya.
Sebab, setelah fase arus konstan berakhir, pengisian ulang akan dilakukan pada tingkat standar.
Dirangkum dari How To Geek, semakin cepat daya yang dihantarkan ke dalam sel baterai lithium-ion, semakin banyak pula panas yang dihasilkan.
Dengan demikian, fast charging menghasilkan panas yang lebih tinggi dibanding pengisian standar.
Di sisi lain suhu panas yang berlebih juga dapat menurunkan umur baterai lithium-ion. Jadi, fast charging secara tidak langsung dapat menurunkan umur sel baterai lebih cepat dibanding pengisian ulang standar.
Oleh karena itu, pengguna disarankan memakai charger dengan dukungan fast charging saat mendesak atau saat dibutuhkan.
Saat senggang, pengguna disarankan memakai charger standar agar baterai smartphone lebih terjaga "kesehatannya".
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Amankah Fast Charging Bagi Kesehatan Baterai Smartphone?", Klik untuk baca: https://tekno.kompas.com/read/2022/06/12/16010057/amankah-fast-charging-bagi-kesehatan-baterai-smartphone-?page=all#page2.