Pertama, dinamika global, baik dari segi ekonomi maupun geopolitik. Kedua, opsi kebijakan domestik serta responnya. Ketiga, pengambilan posisi oleh investor asing. Sebagaimana kejadian pada krisis 2008 dan 2020.
"Ini perlu kita evaluasi. Acuan untuk cuan, lebih baik mengendalikan kerakusan, cukup rajin ambil untung, built in, dan cegah cut loss," ucapnya.
Budi juga menilai, pasar modal Indonesia memasuki musim semi. Artinya ada peluang untuk bergerak membaik dan memberikan "cuan".
Secara historikal, Budi menyebutkan bahwa semester kedua biasanya market memang mengalami volatilitas.
Selama 15 tahun terakhir, ujarnya, ada kecenderungan pola huruf V pada triwulan ketiga tahun berjalan, serta kecenderungan pasar memerah pada November, kemudian berbalik menjadi hijau pada Desember.
"Apakah tetap tesis ini? Saya sendiri menguji diri dengan investasi saya," ucapnya.
Berdasarkan hasil survei Bloomberg, Indonesia masuk ke dalam daftar negara ancaman resesi. Bloomberg menyebutkan, potensi resesi Indonesia hanya 3 persen. Dalam survei tersebut, Indonesia masuk dalam daftar 15 negara yang berisiko mengalami resesi. Dalam daftar tersebut, Indonesia berada di peringkat ke-14.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ekonom: Indonesia Masih Jauh dari Resesi", Klik untuk baca: https://money.kompas.com/read/2022/07/18/203500826/ekonom--indonesia-masih-jauh-dari-resesi?page=all#page2.