SonoraBangka.ID - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melakukan kunjungan kerja ke Tokyo, Jepang bersama Menteri Perindustrian Agus Gumiwang. Pada kesempatan itu keduanya bertemu dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI) Jepang Koichi Hagiuda.
Pertemuan tersebut membahas perkembangan kerja sama dalam Forum Public and Private Dialogue Track 1.5: Japan Indonesia Co-Creation Partnership for Innovative. Di antaranya kerja sama mencakup pengembangan sumber daya manusia (SDM), perjanjian perdagangan, hingga industri otomotif.
Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah Indonesia dan Jepang telah menyepakati sejumlah bidang kerja sama, yaitu pengembangan sumber daya manusia (capacity building), teknologi digital, rantai pasok dan promosi industri hijau.
"Ini termasuk proyek pengembangan sumber daya manusia yang bekerja sama dengan Badan Pendidikan dan Pelatihan Kerja (BPPK) Bekasi atau yang lebih dikenal dengan CEVEST,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (25/7/2022).
Selain itu, dilakukan pembahasan terkait kelanjutan Kemitraan ekonomi Indonesia-Jepang dalam Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA). Pada 2019 lalu Indonesia dan Jepang telah menyelesaikan general review IJEPA dan saat ini masih diadakan pembahasan protokol antara tim negosiasi kedua negara.
Airlangga mengangkat sejumlah isu penting yang masih tertunda dalam pembahasan yaitu terkait permintaan Indonesia atas akses pasar untuk ekspor tuna kaleng ke Jepang. Indonesia ingin pengenaan tarif lebih rendah, berkaca pada Thailand yang saat ini telah memiliki tarif lebih rendah untuk mengekspor tuna ke Jepang.
“Kami melihat ada complementary antara demand di Jepang dan supply di Indonesia atas produk tuna ini, sehingga Indonesia berharap Jepang dapat menurunkan tarif untuk produk tuna Indonesia agar Indonesia memiliki level playing field yang sama dengan negara lain di kawasan,” ungkapnya.
Selain itu, pertemuan juga membahas investasi yang telah dilakukan oleh pemerintah Jepang di industri otomotif Indonesia. Menteri Hagiuda mengatakan, kemajuan kerja sama di industri otomotif antar kedua negara sudah sangat baik, diikuti dengan sejumlah perusahaan Jepang yang terus meningkatkan komitmen investasinya di RI.
Mitsubishi telah berkomitmen untuk memulai produksi electric vehicle di Indonesia pada awal tahun 2023 yang bertujuan untuk memperluas pasar ekspor. Selain Mitsubishi dan Toyota, Nissan juga akan mengembangkan produksi electric vehicle di Indonesia.
"Nissan rencananya akan menggunakan teknologi lain yang juga ramah lingkungan dan sudah mempertimbangkan menggunakan bahan bakar berbasis hidrogen," kata Hagiuda.