SonoraBangka.ID - PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance/BFIN) melaporkan realisasi pembiayaan baru (booking) sebanyak Rp 8,53 triliun sepanjang semester I-2022. Angka tersebut naik 40,8 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Momentum peningkatan mobilitas masyarakat seiring melandainya kurva pandemi Covid-19 cukup mempengaruhi permintaan konsumen di sektor otomotif dan alat-alat berat yang menjadi fokus pembiayaan BFIN.
Finance Director BFI Finance Sudjono mengatakan, tren positif ini didorong oleh pulihnya daya beli masyarakat dan dunia usaha, sehingga meningkatkan kebutuhan untuk penggantian unit lama serta penambahan unit baru untuk mendukung aktivitias bisnis konsumen.
"Hal ini tampak dari meningkatnya nilai pembiayaan kami secara signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Kami terus menjaga momentum pertumbuhan dengan mengoptimalkan layanan dan coverage serta bunga yang kompetitif sehingga dapat melampaui target yang ditetapkan sebelumnya,” ujar dia dalam siaran pers, Kamis (28/7/2022).
Ia menambahkan, rasio pembiayaan bermasalah (Non-Performing Financing/NPF) stabil di angka 1,08 persen jauh dibawah NPF rata-rata industri bulan Mei 2022 sebesar 2,77 persen untuk NPF bruto.
Sementara itu, NPF neto hanya mencapai 0,31 persen.
Sudjono menyampaikan, BFI Finance juga mencatatkan NPF coverage sebanyak 4,6 kali, yaitu besaran tingkat cadangan piutang dibanding NPF. Angka tersebut jauh lebih besar dibandingkan NPF coverage rata-rata industri bulan Mei 2022 sebesar 2,1 kali.
Kualitas portofolio ditopang oleh kemampuan perusahaan mempertahankan konsumen yang juga berkualitas baik.
Jumlah piutang pembiayaan neto BFI Finance hingga Juni 2022 sebesar Rp 15,94 triliun. Angka ini tumbuh 26,65 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 12,59 triliun.
Selain itu, dari persentase tertinggi 35,5 persen di September 2020, sisa kontrak restrukturisasi kredit juga terus turun hingga akhirnya hanya sebesar 4,5 persen dari total nilai piutang pembiayaan per Juni 2022.