SonoraBangka.id - Akhir-akhir ini, khususnya para ibu dibuat resah dengan adanya kasus pelecehan seksual yang terjadi pada anak.
Bagaimana tidak, hal itu terjadi di siang bolong bahkan di ruang publik.
Salah satunya aksi pelecehan yang dilakukan seorang pria kepada bocah perempuan di Gresik, di mana aksinya itu terekam oleh CCTV. Terlihat pria itu sebanyak dua kali mencium bocah tersebut.
Ada lagi kasus pelecehan yang terjadi di sebuah mal di Bintaro, Tangerang Selatan, di mana pria yang belakangan diklaim mengalami gangguan jiwa itu, diketahui mencolek sang anak, hingga
membuat ibunya histeris.
Lantas, apa yang dapat kita lakukan untuk mencegah anak kita dari kasus seperti itu?
1. Berikan Edukasi Seks
Menurut Ratih Zulhaqqi, M.Psi. Psikolog, psikolog klinis anak dan remaja, hal pertama yang dapat orangtua lakukan adalah mengajarkan anak soal seks dan hubungan dengan lawan jenis sedini mungkin.
Kapan waktu yang tepat? Setidaknya saat si kecil sudah bisa diajak berkomunikasi atau memasuki usia dua tahun.
“Dalam artian dia sudah bisa mendengarkan, walaupun kemampuan bicaranya belum sempurna, seks edukasi dan relasi itu sudah bisa mulai diajarkan. Jadi enggak perlu menunggu anak sampai bicara dulu, karena semua itu kan perlu dilatih,” ujar Ratih kepada NOVA.
Pembahasannya pun sederhana saja. Salah satunya, mengajarkannya 4 bagian tubuhnya yang tidak boleh disentuh siapa pun termasuk orangtua kecuali untuk keperluan membersihkan.
Selain itu, anak juga perlu diajarkan soal apa yang harus dilakukan jika dia mengalami pelecehan.
2. Pengawasan
Saat berada di ruang publik, penting bagi orangtua untuk selalu mengawasi anak. Tentu, bukan sekadar mengawasi agar anak tidak terjatuh dan sebagainya, lebih dari itu pastikan anak selalu berada dalam pandangan kita dan tidak jauh dari sisi kita.
Pasalnya, “Ada orangtua yang (beranggapan, red.) ya sudah deh biarin anaknya lari sana-sini
tanpa didampingi, karena merasa supaya anak lebih percaya diri atau mandiri. Tapi kan, kita enggak tahu apa yang terjadi kalau dia lepas dari pandangan kita.”
3. Berikan Informasi
Terakhir, sebelum pergi, kita dapat memberikan informasi terkait gambaran tempat yang akan dituju, hingga informasi seputar seperti apa orang-orang yang akan ditemui si kecil di sana.
Tentunya dengan penjelasan yang tak membuat anak jadi takut dan waspada berlebihan. Karena orang asing belum tentu berbahaya, namun tidak bisa juga diabaikan begitu saja, sehingga jadi terlalu cuek.
“Tempatnya seperti apa, nanti dia akan bertemu orangorang yang seperti apa, bukan orang jahat
atau baik. Tapi lebih kepada orang asing yang enggak dikenal, atau mungkin nanti mau bertemu keluarga di sana. Supaya anak kita bisa memetakan di dalam pikirannya, ini orang yang dia kenal atau orang yang perlu dia waspadai,” jelas Ratih.
Hati-Hati dengan Respons yang Tidak Tepat
Tak kalah penting dengan bagaimana mencegah pelecehan seksual, menurut Ratih, respons orangtua saat si kecil mengalami pelecahan pun penting untuk jadi perhatian, agar tidak memberikan bahkan menambah trauma baginya.
Tentu, orangtua mana pun pasti akan marah saat mengetahui anaknya dilecehkan. Kendati begitu, penting bagi orangtua khususnya saat di depan anak untuk tetap bisa tenang.
Jangan sampai karena emosi, kita jadi lepas kendali hingga mengeluarkan katakata yang tidak pantas di depan si kecil, apalagi sambil menggendong si Kecil.
“Anak kita yang lihat kita lagi emosi, itu justru nanti akan menimbulkan ketakutan
tersendiri bagi anak, karena mereka bingung, itu kan terkait diri mereka. Melihat orangtuanya teriak-teriak dengan kata-kata kasar, di mana tentunya dalam sehari-hari hal tersebut tidak dilakukan,” tutup Ratih.
Nah, semoga saja tiga tips ini bisa membantu Anda untuk menjelaskan pada si kecil, ya!
Artikel ini telah terbit di https://nova.grid.id/read/053371596/viral-pelecehan-seksual-anak-begini-kiat-aman-jaga-si-kecil-di-ruang-publik?page=all