SONORABANGKA.ID - Adalah Sinyal soal kemungkinan adanya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi, Pertalite dan Solar, mulai menjadi perbincangan di tengah masyarakat.
Apalagi setelah ada informasi dari Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, yang menyatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemungkinan bakal mengumumkan soal kenaikannya pekan depan.
Bahkan dari ragam kabar yang berkembang, Pertalite diisukan bakal naik menjadi Rp 10.000 per liter. Artinya ada kenaikan Rp 2.350 dari banderol saat ini yang masih Rp 7.650 per liter.
Menanggapi soal informasi kenaikan harga Pertalite, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting menjelaskan, pihaknya sejauh ini juga mengikuti arahan yang akan diberikan pemerintah.
"Kami masih menunggu, karena penentuan harga (BBM subsidi) merupakan kewenangan dari regulator. Kewenangannya ada di pemerintah, kalau kami (Pertamina) hanya sebagai operator," kata Irto kepada Kompas.com, Minggu (21/8/2022).
Tempat berbeda, dalam keterangan resmi Pertamina (20/8/2022), Irto menjelaskan pertumbuhan ekonomi serta kegiatan ekonomi masyarakat saat ini berdampak pada peningkatan kebutuhan energi.
Pihaknya sejauh ini terus memastikan agar stok dari Solar dan Pertalite dalam kondisi aman, termasuk proses distribusi yang dilakukan dengan maksimal.
"Rata-rata konsumsi harian BBM nasional di 2022 ini sudah lebih tinggi dibandingkan konsumsi normal harian sebelum pandemi di tahun 2019. Untuk mengantisipasi tingginya permintaan, kami akan pastikan stok dalam kondisi aman dan distribusi ke SPBU akan kami maksimalkan," kata Irto.
Irto juga menjamin jika ketahanan stok kedua BBM subsidi tersebut sangat aman, dengan perhitungan per 19 Agustus di atas 19 hari dan produksi terus dilakukan.
Sementara untuk proses distribusi dan kondisi stok di SPBU, juga akan terus dimonitor secara real time melalui Pertamina Integrated Command Centre (PICC).