SONORABANGKA.ID - Walau mulai tergeser transmisi matik, mobil manual belum punah dari pasar otomotif Tanah Air. Sampai saat ini beberapa pabrikan masih memproduksinya.
Mobil manual dianggap memiliki durabilitas dari segi ketahanan komponen yang lebih awet, bahkan dianggap konsumsi bahan bakarnya lebih irit dari matik.
Hal ini lantaran pengemudi yang lebih berperan mengatur perpindahan kecepatan. Kalau gaya berkendara teratur, maka kebutuhan bahan bakar bisa lebih ditekan.
Lalu apakah anggapan itu benar?
Kepala Bengkel Toyota Nasmoco Majapahit Semarang Bambang Sri Haryanto mengatakan, ukuran efisiensi bahan bakar mobil manual bisa berpatokan gaya mengemudi.
"Bensin boros atau irit tergantung, faktornya ada banyak. Asal tekan pedal gas, terlalu sering injak rem, atau main rpm tinggi hasilnya konsumsi BBM terpengaruh," ucap Bambang dihubungi Kompas.com, Kamis (8/9/2022).
Dari semua faktor tersebut, paling menentukan soal konsumsi bahan bakar yakni teknik perpindahan gigi.
Membawa mobil manual suka oper gigi di rpm tinggi, maka torsi mesin cuma akan terbuang percuma. Pasalnya, teknik eco driving yang benar, pengemudi harus tau celah dan waktu bila hendak oper gigi.
Tenaga dan torsi itu berbeda, kalau tidak paham maka upaya biar BBM irit bisa gagal. Umumnya, torsi mesin sudah bisa didapatkan pada putaran mesin menengah.
Bila tenaga, tidak ada batasan, yang wajib diperhatikan jangan sampai jarum rpm speedometer mentok dengan red line.