Apabila korban terpikat dengan testimoni atau hasil investasi yang dipaparkan, pelaku penipuan bakal mengirimkan tautan (link) untuk korban mendaftarkan diri sebagai investor.
Minimnya pemahaman korban mengenai investasi kripto, membuat korban tidak banyak pikir untuk bergabung di investasi kripto.
Berdasarkan pengakuan AA, link yang diberikan merupakan link aplikasi sideload atau aplikasi yang tidak ada di Google Play Store. Sehingga saat dicari di toko aplikasi resmi, aplokasi tersebut tidak akan ditemukan.
Link tersebut bakal mengarahkan pengguna untuk mengisi data, seperti e-mail, kata sandi (password), serta beberapa tahapan verifikasi lainnya.
Penipu, dalam hal ini, akan membangun citra dirinya sebagai “seorang ahli”. Penipu bakal memandu korban selama proses pengisian data, berapa uang yang diinvestasikan, kapan kondisi pasar yang bagus untuk berinvestasi atau tidak.
Sehingga hal tersebut membuat “ketergantungan”, korban tidak akan berani mengambil keputusan apapun jika hal itu tidak direkomendasikan oleh penipu.
Selama proses pendekatan, penipu bakal berupaya untuk membangun kepercayaan korban dan rasa iba. Cerita yang dilontarkan berusaha untuk menarik simpati dan empati korban.
Sebagai contoh, penipu bakal bercerita tentang hal-hal menyedihkan yang menimpa dirinya, trauma masa lalu, mengasihani diri sendiri, dan sebagainya.
Sebagai contoh, penipu tersebut menceritakan tentang masa lalu pasangannya yang dulu sudah meninggal dunia akibat kecelakaan mobil.
Ia mengatakan bahwa wajah pacarnya itu mirip dengan anak gadis AA. Ia berusaha memperlihatkan hal-hal yang menarik empati korban sehingga korban percaya dan terjerat.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Waspada Modus Penipuan “Pig Butchering Scam”, dari Bertanya Harta hingga Minta Empati", Klik untuk baca: https://tekno.kompas.com/read/2022/10/10/15330087/waspada-modus-penipuan-pig-butchering-scam-dari-bertanya-harta-hingga-minta?page=all#page2.