Tanaman bonsai semakin digemari di masa pemerintahan Edo (1615-1867), terutama setelah dimunculkan sebagai pemberi warna dalam memperindah lukisan dan syair dalam bentuk southerm sung (semacam seni lukis dan seni sastra pada akhir pemerintahan Edo).
Namun, idealisme dan filsafat bonsai telah banyak berubah selama bertahun-tahun.
Bagi bangsa Jepang, bonsai merupakan perpaduan dari kepercayaan kuno yang kuat dengan filsafat timur, yakni keselarasan antara manusia, jiwa, dan alam.
Pada 1914, diadakan pameran bonsai di Jepang untuk kali pertama. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan perhatian masyarakat terhadap seni bonsai.
Sejak 1934 hingga sekarang, digelar pameran tahunan di Museum Seni Metropolitan yang mengutamakan hasil karya bonsai-bonsai yang menarik.
Dari sini lah bonsai merambah ke penjuru dunia, termasuk Indonesia.
Bahkan, sampai saat ini, seni mengerdilkan pohon tidak hanya jadi milik bangsa China atau Jepang, tetapi sudah milik seluruh bangsa di dunia.
Seperti apa bonsai yang baik?
Bonsai adalah bentuk seni kuno yang kini dipraktikkan di seluruh dunia. Tetapi bonsai tetap mengikuti prinsip desainnya, seperti lukisan.
Oleh karena itu, seseorang yang memelihara bonsai harus memiliki pemahaman mendalam tentang dan terlibat dengan alam.
Lalu, seperti apa bonsai yang baik?
Melansir QZ, Robert Steven dalam bukunya "Mission of Transformation" (2009) menulis tentang seni dan ilmu budaya bonsai.
Ia menyebutkan bahwa desain bonsai yang baik harus indah secara artistik, dengan petunjuk hortikultura yang meyakinkan dan harus menyampaikan pesan tematik.
Komponen komposisi bonsai adalah akar, batang, cabang, bantalan dedaunan, mahkota, wadah, dan aksesori (batu, rumput, lumut, dan lainnya).
Komposisi ini adalah penataan komponen-komponen secara menyatu dalam suatu karya, yang menghasilkan kreasi yang estetik dan indah dipandang mata.
Tak cuma itu, penataan yang terasa menyatu juga memberikaan rasa harmoni bagi yang melihatnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal Sejarah Tanaman Bonsai dan Filosofinya", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2021/03/24/151011220/mengenal-sejarah-tanaman-bonsai-dan-filosofinya?page=all#page2.