SONORABANGKA.ID - Tidak sedikit dari kita yang mengenal bonsai sebagai tanaman kerdil.
Tapi, filosofi bonsai sebetulnya sangatlah menarik untuk didalami dan bonsai bisa menjadi pilihan jenis tanaman untuk mepercantik ruangan.
Melansir Houzz, ada beberapa alasan mengapa tanaman bonsai menarik untuk dipelihara dan bisa mengubah hidup kita.
Kehadiran bonsai bisa menjadi terapi untuk stres serta mengajari kita untuk bersabar dan lebih kuat.
Bonsai dan feng shui juga memiliki banyak kesamaan. Tanaman ini dilatih untuk tumbuh dalam bentuk yang mewakili keseimbangan alam, sama seperti feng shui yang menumbuhkan harmoni melalui kekuatan yin dan yang dalam satu lingkungan.
Bentuknya yang unik juga bisa menjadi unsur seni yang menyempurnakan estetika di rumah Anda.
Menurut buku "Budidaya Bonsai" yang ditulis oleh Iswarta Bima (2019), istilah bonsai merujuk pada bahasa Jepang, yakni bon yang berarti pot dan sai yang berarti tanaman.
Dengan demikian, bonsai dapat diartikan sebagai tanaman yang dikerdilkan dan ditanam dalam pot.
Tapi, tak semua tanaman dalam pot bisa disebut bonsai kalau tidak memiliki kriteria bonsai.
Kerdil dalam seni bonsai adalah tanaman yang memiliki penampilan lebih mungil daripada tanaman aslinya.
Maka dari itu, tanaman herbal atau semak, walaupun tingginya kurang dari satu meter, tidak bisa dikategorikan kerdil karena tinggi aslinya memang cuma sekitar satu meter.
Namun, walaupun kata bonsai diambil dari Bahasa Jepang, pelopor kesenian bonsai adalah China.
Seni bonsai pertama kali muncul di China pada masa pemerintahan dinasti Tsin (265-420).
Di masa dinasti Tang (618-907), seni mengerdilkan tanaman ini semakin diminati. Itulah mengapa kita banyak melihat tanaman bonsai ada dalam lukisan-lukisan yang dibuat pada zaman dinasti Tang.
Masyarakat China saat itu tidak mengenal nama bonsai. Saat ini, seni pemangkasan tanaman biasa disebut penjing o dan seni ini sangat digemari oleh para pejabat kerajaan.
Perkembangan dari penjing dilakukan oleh para biksu yang beragama Tao, di mana tanaman ini dianggap merepresentasikan salah satu pokok ajaran agama mereka, yakni penciptaan keseimbangan serta keharmonisan manusia dengan alam.
Pada masa pemerintahan dinasti Yuan (1280-1368), banyak pejabat, pelajar, maupun pedagang dari Jepang membawa bonsai ke negaranya, yang kemudian berkembang pesat.
Sementara istilah bonsai sendiri muncul pada pemerintahan Kamakura (1192-1333), yang dicatat dalam Kasuga Srhire.
Sejak masa Kamakura, tanaman kerdil ini mulai semakin digemari yang pada akhirnya mencakup seluruh lapisan masyarakat.
Tanaman bonsai semakin digemari di masa pemerintahan Edo (1615-1867), terutama setelah dimunculkan sebagai pemberi warna dalam memperindah lukisan dan syair dalam bentuk southerm sung (semacam seni lukis dan seni sastra pada akhir pemerintahan Edo).
Namun, idealisme dan filsafat bonsai telah banyak berubah selama bertahun-tahun.
Bagi bangsa Jepang, bonsai merupakan perpaduan dari kepercayaan kuno yang kuat dengan filsafat timur, yakni keselarasan antara manusia, jiwa, dan alam.
Pada 1914, diadakan pameran bonsai di Jepang untuk kali pertama. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan perhatian masyarakat terhadap seni bonsai.
Sejak 1934 hingga sekarang, digelar pameran tahunan di Museum Seni Metropolitan yang mengutamakan hasil karya bonsai-bonsai yang menarik.
Dari sini lah bonsai merambah ke penjuru dunia, termasuk Indonesia.
Bahkan, sampai saat ini, seni mengerdilkan pohon tidak hanya jadi milik bangsa China atau Jepang, tetapi sudah milik seluruh bangsa di dunia.
Seperti apa bonsai yang baik?
Bonsai adalah bentuk seni kuno yang kini dipraktikkan di seluruh dunia. Tetapi bonsai tetap mengikuti prinsip desainnya, seperti lukisan.
Oleh karena itu, seseorang yang memelihara bonsai harus memiliki pemahaman mendalam tentang dan terlibat dengan alam.
Lalu, seperti apa bonsai yang baik?
Melansir QZ, Robert Steven dalam bukunya "Mission of Transformation" (2009) menulis tentang seni dan ilmu budaya bonsai.
Ia menyebutkan bahwa desain bonsai yang baik harus indah secara artistik, dengan petunjuk hortikultura yang meyakinkan dan harus menyampaikan pesan tematik.
Komponen komposisi bonsai adalah akar, batang, cabang, bantalan dedaunan, mahkota, wadah, dan aksesori (batu, rumput, lumut, dan lainnya).
Komposisi ini adalah penataan komponen-komponen secara menyatu dalam suatu karya, yang menghasilkan kreasi yang estetik dan indah dipandang mata.
Tak cuma itu, penataan yang terasa menyatu juga memberikaan rasa harmoni bagi yang melihatnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal Sejarah Tanaman Bonsai dan Filosofinya", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2021/03/24/151011220/mengenal-sejarah-tanaman-bonsai-dan-filosofinya?page=all#page2.