Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (5/12/2022).
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (5/12/2022). ( KOMPAS.com)

Erick Thohir Ungkap Persiapan BUMN Hadapi Potensi Resesi 2023

5 Desember 2022 17:43 WIB

SonoraBangka.ID - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMNErick Thohir membeberkan persiapan menghadapi potensi resesi ekonomi global di tahun 2023. Hal ini disampaikan Erick dalam rapat kerja bersana Komisi VI DPR di Jakarta, Senin (5/12/2022).

“Isu resesi ke depan, kalau keuangan, kita sudah lakukan stress test untuk semua perusahaan BUMN. Karena itu, kita terus mendorong efisiensi. Karena kita ingin ada cash,” kata Erick.

Erick mengungkapkan, pihaknya mendorong efisiensi di perusahaan BUMN. Misalnya BUMN Karya yang diharapkan bisa memastikan kondisi cash flow-nya di tahun depan, dengan membatalkan pembelian tanah untuk transaksi yang belum terlunasi.

“Beberapa BUMN Karya yang sudah punya kesepakatan beli-beli tanah, itu saya minta kalau bisa dibatalkan, dan uangnya dibalikin. Jadi daripada bikin lagi kawasan properti, ini project doang,” ujar Erick.

“Untuk project-project yang sudah kita bayarkan, misalkan yang sepertiganya sudah dibayarkan, dan kemudian masih kurang pembayarannya. Ya sudah, batal saja, lebih baik uangnya dibalikin,” sambung mantan Presiden Inter Milan itu.

Erick bilang, beberapa partner BUMN juga berkenan untuk membatalkan pembelian (tanah) untuk mendorong kas perusahaan, karena potensi resesi di tahun depan yang membayangi dan tidak bisa dipastikan.

“Tinggal payung hukumnya, supaya kita semua pegang cash. Karena, kita tidak tahu kondisi ke depan sendiri mengenai cash flow masing-masing perusahaan ini seperti apa,” ungkapnya.

Di sisi lain, Erick juga mendorong agar pendanaan perusahaan BUMN tidak tergantung pada dollar AS dengan menggunakan beberapa mata uang lainnya.

“Kita memang sudah dorong salah satu pinjaman agar tidak tergantung dollar AS, tapi ada juga namanya yang pakai mata uang lain, seperti Yen,” kata dia.

Di sektor pangan, Erick juga memastikan fokus BUMN bersama dengan Bulog, dan RNI untuk memastikan mana yang merupakan penugasan, dan mana yang merupakan market oriented. Sebagai offtaker, BUMN dinilai tidak dapat menggabungkan dua hal tersebut.

SumberKOMPAS.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm