Saat itu, Tiko masih duduk di bangku kelas 6 SD.
Menurutnya, sang ayah pergi dan mencampakkan ibunya begitu saja usai bercerai.
Memang, beberapa bulan setelah bercerai, sang ibu masih menjalani rutinitas dengan normal.
Namun, pada bulan-bulan berikutnya, sikap dan tingkah lakunya mulai aneh.
"Dia suka marah-marah dan berbicara sendiri," ungkapnya sambil memperlihatkan ibunya yang sedang berteriak-teriak sendiri di rumah.
Setelah bercerai, sang ibu mencoba mengadu nasib dengan menjual makanan, namun gagal.
"Sempat dagang gorengan dan kue-kue, tapi berhenti karena kondisinya begini," ungkap Tiko.
Apalagi, kesehatan mental Eny terus jatuh hingga tak bisa beraktivitas secara normal.
Karena itulah, Tiko yang saat itu masih duduk di bangku SMP harus putus sekolah demi merawat ibunya seorang diri.
Kepedulian lingkungan di sekitar seperti tetangga dan RT juga sangat besar, kadang mereka ikut membersihkan rumah, membawakan makanan, sembako, dan masih banyak lagi.
Yang jelas, menurut Tiko, dengan kondisi ibu dan rumah yang memprihatinkan, tak ada kerabat atau saudara yang mengunjungi mereka.
Ada pertanyaan menarik, kemana saudara dan kerabat Tiko, baik dari ayah maupun ibunya?
Mengapa tak ada yang peduli dan mengunjungi mereka?
Nah, diungkapkan Tiko beberapa tahun lalu, sempat ada kerabat yang menyambangi rumahnya yang mewah tapi tak terawat itu.
Sayangnya, saat itu Tiko sedang tak ada di rumah dan hanya mendengar kabar dari tetangga.
"Sejak papa pergi, saudara lost contact semua, tapi belum lama ini 2019 satu mobil datang, nopol W Sidoarjo. Kemungkinan iya (ada saudara).
Papa dan Mama itu dari Malang sama Magetan.
Diungkapkan Tiko bahwa, Papanya sejak cerai pisah pulang ke Madiun. Dia juga tidak tahu pulang kenapa, mungkin ke anak-anaknya, atau sama istri kedua.
Artikel ini telah terbit di https://nakita.grid.id/read/023644312/akhirnya-terungkap-kerabat-tiko-yang-rawat-ibunya-tanpa-air-dan-listrik-sendirian-muncul-sempat-datang-mobil-dengan-plat-nomor-w?page=all