Untuk menjaga agar anak-anak tidak disakiti oleh Sui, orang tua akan menyalakan lilin dan begadang sepanjang malam.
Pada suatu malam Tahun Baru, di rumah tangga keluarga pejabat, orang tua memberi anak mereka delapan koin untuk dimainkan agar dia tetap terjaga, untuk menghindari dia disakiti oleh iblis.
Anak itu membungkus koin-koin itu dengan kertas merah, membuka bungkusan itu, membungkusnya kembali, dan membukanya kembali hingga dia terlalu lelah untuk tertidur.
Kemudian orang tuanya meletakkan bungkusan berisi delapan koin di bawah bantalnya.
Ketika Sui mencoba menyentuh kepalanya, delapan koin itu memancarkan cahaya yang kuat dan menakuti iblis itu.
Delapan koin itu ternyata adalah delapan peri.
Sejak saat itu, pemberian amplop merah menjadi cara agar anak-anak tetap aman dan membawa keberuntungan.
3. Penjaga Shentu dan Yulei
Legenda mengatakan bahwa ada pohon persik besar yang membentang lebih dari 1.500 kilometer di atas gunung di dunia hantu.
Di sebelah timur laut pohon, dua penjaga bernama Shentu dan Yulei menjaga pintu masuk ke dunia hantu.
Mereka akan menangkap hantu yang menyakiti orang dan kemudian mengirimnya ke harimau sebagai makanan.
Karena itu, semua hantu takut pada kedua penjaga itu.
Dipercayai bahwa menggantungkan sepotong kayu persik dengan tulisan nama kedua penjaga di pintu dapat menakuti hal-hal jahat .
Menjelang Dinasti Song (960-1279), orang-orang mulai menulis dua baris antitesis yang menguntungkan pada kayu persik alih-alih nama kedua penjaga tersebut.
Belakangan, kayu persik diganti dengan kertas merah , yang melambangkan keberuntungan dan kebahagiaan.
Sejak saat itu, menempelkan bait musim semi menjadi kebiasaan untuk menyambut tahun baru dan menyampaikan harapan terbaik.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 3 Legenda tentang Tahun Baru Imlek: Monster Nian hingga Iblis Sui, https://www.tribunnews.com/lifestyle/2023/01/12/3-legenda-tentang-tahun-baru-imlek-monster-nian-hingga-iblis-sui?page=all.