Simbol-simbol zodiak yang tertera pada menara jam di Saint Mark's Square Venice, Italia.(GETTY IMAGES via BBC INDONESIA)
Simbol-simbol zodiak yang tertera pada menara jam di Saint Mark's Square Venice, Italia.(GETTY IMAGES via BBC INDONESIA) ( KOMPAS.COM)

Kenapa Gemini Menyebalkan dan Awal Mula Zodiak Menjadi Populer di Indonesia

9 April 2023 18:45 WIB

Ketua Kelompok Keahlian Astronomi di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung (ITB), Dr Taufiq Hidayat, mengatakan bahwa astrologi tidak bisa disebut sebagai ilmu. Sebab, menurut Taufiq, astrologi tidak memiliki basis saintifik.

“Astrologi tidak dimasukkan sebagai sains. Artinya dari sisi saintifik tidak ada dasarnya untuk mengatakan minggu ini rezeki akan melimpah, hubungan asmara baik dan sebagainya,” ungkap Taufiq kepada BBC Indonesia.

Dosen program studi astronomi itu menjelaskan bahwa memang benar pada zaman Babylonia, Yunani, dan Mesir kuno, astronomi dan astrologi muncul secara bersamaan.

Tapi, pada kala itu, pergerakan bintang-bintang dan planet digunakan oleh para penasihat untuk memprediksi kejadian di bumi.

“Setiap raja punya penasihat militer, penasihat ekonomi, termasuk juga astrologi. Karena posisi benda-benda langit berdasarkan catatan-catatan. Waktu itu kalau begini kok ada bencana misalnya ada gempa bumi atau peperangan atau wabah, makanya ada kepercayaan semacam itu,” kata Taufiq.

Bahkan, Taufiq mengatakan bahwa rasi bintang-bintang yang disebut sebagai zodiak--seperti Cancer, Taurus, Gemini dan sebagainya--sudah berubah bentuk. Oleh karena itu, menurut dia, menyebut seorang adalah Leo berdasarkan tanggal lahir, tidak sepenuhnya akurat.

“Jadi kalau dibandingkan 5.000 tahun yang lalu dengan sekarang, itu pun tanggal-tanggalnya sudah berbeda sama sekali. Karena pergeseran posisi dalam waktu ribuan tahun terlihat. Kalau dalam satu atau dua hari memang enggak kelihatan,” katanya.

Selain itu, sambungnya, cara astrolog dan astronom menghitung letak benda luar angkasa dan susunan bintang pun juga berbeda jauh.

Taufik mengatakan, para astrolog memiliki bagan-bagan tersendiri yang mereka gunakan untuk memperkirakan pergerakan planet yang sama sekali tidak bisa dibuktikan secara astronomi.

Walau begitu, ia merasa astrologi hanya sekadar kepercayaan saja yang populer di kalangan masyarakat. Tidak hanya di Indonesia saja, ia menyebut ada koran di Perancis yang diprotes akibat menghapus kolom astrologinya.

SumberKOMPAS.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm