SonoraBangka.id - Momen Ramadhan dan Idul Fitri adalah hal yang sakral yang dirayakan oleh umat muslim di seluruh dunia, termasuk di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Di daerah ini, terdapat sejumlah tradisi yang dilakukan untuk menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan dan merayakan hari raya Idul Fitri.
Salah satu tradisi yang paling terkenal di Bangka Belitung adalah menghias kampung dengan lampion atau balon lampu kalau dulu dengan api obor terbuat dari bambu, yang diletakkan di depan rumah.
Tradisi ini biasa mulai dilakukan ketika 21 hari ramadhan hingga akhir ramadhan atau istilah bangka selikur.
Hal ini dilakukan untuk memberikan suasana yang berbeda dan memperindah kampung selama bulan suci Ramadhan.
Selain itu, masyarakat Bangka Belitung juga menjalankan tradisi ngepung rumah (mengelilingi rumah) pada malam sebelum Ramadan dimulai.
Tradisi ini dilakukan oleh keluarga dan tetangga untuk memberikan dukungan dan doa untuk keluarga yang sedang menjalankan ibadah puasa.
Selama ngepung rumah, masyarakat juga menyantap hidangan tradisional seperti ketupat, opor ayam, dan sayur lodeh.
Salah satu tradisi yang paling terkenal adalah memasak "Gangan", sebuah hidangan khas yang terbuat dari ketupat, daging sapi atau kambing, dan rempah-rempah.
Hidangan ini biasanya disajikan untuk berbuka puasa atau saat berkumpul dengan keluarga dan teman-teman pada malam takbiran menjelang Idul Fitri.
Selain itu, ada juga tradisi "Kerabang Maulud", sebuah acara yang digelar pada bulan Ramadhan di mana masyarakat berkumpul untuk membaca kitab Maulid Nabi.
Acara ini biasanya diisi dengan pembacaan puisi dan doa-doa untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Tak hanya itu, di Bangka Belitung juga terdapat tradisi "Suguh Pasung", sebuah acara yang digelar pada malam Idul Fitri.
Suguh Pasung adalah acara makan bersama yang diadakan di rumah keluarga atau tempat umum untuk merayakan akhir bulan suci Ramadhan dan hari raya Idul Fitri.
Masyarakat saling bertukar kue-kue dan makanan tradisional seperti "Kemplang", "Gangan", dan "Kerupuk Belitung" yang menjadi hidangan wajib pada momen ini.
Di beberapa daerah, terdapat juga tradisi "Tabut", sebuah acara yang digelar pada malam takbiran jelang Idul Fitri.
Pada acara ini, masyarakat membuat replika tabut yang dikenal dengan nama "Tabut Rahim" yang dihias dengan bunga dan lampu-lampu yang indah.
Tabut kemudian diarak keliling desa sambil diiringi oleh musik tradisional dan saling melempar bunga.
Pada Hari Raya Idul Fitri, tradisi yang tak kalah menarik adalah mengunjungi makam keluarga dan orang yang telah meninggal.
Tradisi ini dilakukan sebagai wujud penghormatan dan rasa syukur atas hidup yang diberikan oleh Allah SWT.
Selain itu juga ada tradisi pawai obor.
Tradisi ini dilakukan ketika malam takbiran atau malam menyambut lebaran Idul Fitri.
Bedulang/Nganggung di Bangka Belitung
Penduduk Bangka di Kepulauan Bangka Belitung mempunyai tradisi unik untuk merayakan momen kebersamaan saat Lebaran, yaitu Bedulang.
Tradisi yang biasanya dilakukan setelah bersilaturahmi dan bermaaf-maafan ini merupakan tradisi makan begara yang artinya makan bersama.
Namun karena penyajiannya menggunakan tudung saji, akhirnya disebut juga dengan nama bedulang atau sering juga disebut dengan istilah'Nganggung'.
Uniknya, saat menyantap makanan, kamu tidak boleh menggunakan sendok dan diharuskan pakai tangan.
Jadi harus cuci tangan dulu, dengan aturan orang yang paling tua dulu yang cuci tangan, baru kemudian dilanjutkan dengan yang lebih muda.
Dalam tradisi- tradisi tersebut, terdapat nilai-nilai kebersamaan, persaudaraan, dan saling berbagi yang sangat kuat.
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Bangka Belitung memiliki semangat yang tinggi dalam menjaga keharmonisan dan kebersamaan di antara sesama.
Ya, semoga tradisi- tradisi tersebut dapat terus dilestarikan dan diwariskan kepada generasi selanjutnya.
Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Tradisi Unik di Bangka Belitung Menyambut Ramadhan dan Lebaran Idul Fitri, https://bangka.tribunnews.com/2023/04/17/tradisi-unik-di-bangka-belitung-menyambut-ramadhan-dan-lebaran-idul-fitri?page=all.