Bambu
Bambu adalah serat alami yang terbuat dari tanaman bambu, yang banyak digunakan sebagai bahan baku kain pembuat pakaian. Untuk kain bambu sendiri memiliki tekstur yang cenderung silky, sangat tahan lama, dan memiliki sifat anti-lembap.
Lebih dari itu, bambu juga merupakan tanaman yang membutuhkan air yang sangat sedikit dan tidak memerlukan pupuk atau pestisida untuk tumbuh dan dapat terurai secara hayati.
Kendati demikian, ternyata proses untuk mengolah bambu menjadi kain sangat intensif secara kimia, dan menghasilkan limbah yang cukup banyak. Ini membuat bambu jauh lebih tidak sustainable daripada yang mungkin banyak orang pikirkan pertama.
Wol
Melansir dari Home and Gardens, wol adalah serat yang paling ramah lingkungan karena 100 persen alami.
Lebih dari itu, jenis kain ini juga biodegradable dan tergolong fabric yang terbarukan.
Selain itu wol juga tergolong kain yang mudah dirawat dan memiliki sifat tahan api alami.
Kain Serat Jagung
Corn fibre fabric atau kain serat jagung adalah konsep yang cukup baru di dunia tekstil ramah lingkungan.
Kain jenis ini mengkonseptualisasikan gagasan menggunakan gula tanaman yang difermentasi yang berasal dari jagung.
Tahap produksi awal melibatkan pembuatan gula tanaman dari jagung, yang mana residu yang diperoleh setelah fermentasi gula kemudian diubah menjadi polilaktida.
Ini merupakan high performance polymer, yaitu serat yang digunakan untuk produksi kain diekstraksi dari polilaktida.
Memang, kain jenis ini jadi salah satu alternatif sustainable fashion karena mampu meminimalisir penggunaan sumber daya fosil seperti minyak, pada proses pembuatan pakaian.
Artikel ini telah terbit di https://www.parapuan.co/read/533750004/lebih-ramah-lingkungan-ini-jenis-jenis-kain-yang-eco-friendly?page=all