"Bisa jadi ada faktor genetik, makanan, lingkungan, stres, dan pola hidup tidak sehat. Jadi, bukan hanya satu itu (tempe) yang berkontribusi terhadap kanker," jelasnya.
Tidak benar tempe menyebabkan kanker
Dikutip dari Cek Fakta Kompas.com, Dokter Pendamping Pasien Kanker RS Kanker Dharmais, Jakarta Barat, Maria Shanty membantah narasi bahwa tempe dapat menyebabkan kanker.
"Klaim penderita kanker dilarang makan tempe karena tempe disebut sebagai pemicu kanker adalah tidak tepat. Karena tidak semua tempe dapat dikatakan sebagai pemicu kanker," kata Maria.
Menurutnya, makanan yang berbahaya bagi penderita kanker yakni makanan transgenik.
Maka dari itu, selama mengonsumsi tempe atau tahu dengan kandungan kedelai lokal atau impor yang bukan transgenik, maka akan tetap aman.
Menurut penelitian tahun 2013, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas McGill Montreal, sejauh ini, penyebab kanker masih belum dapat diketahui.
Kendati demikian, agen-agen pemicu yang diketahui, seperti alkohol, virus papiloma, atau abses perlu dihindari.
Banyak produk makanan yang mengandung zat-zat yang dapat mendukung perkembangan kanker, misalnya makanan kaleng dan makanan ringan.
Selain itu, makanan yang diawetkan rentan memiliki zat karsinogenik.
Contoh lainnya, senyawa bisphenol A dalam lapisan plastik atau kaleng logam, benzopyrenes dalam barbekyu, nitrit dalam daging, gas karbon dioksida dalam soda, dan sakarin dalam makanan diet.
Molekul-molekul itu bisa jadi tidak berasal dari produk olahan.
Tidak ada bukti produk pangan modifikasi genetik sebabkan kanker
Selain itu, Cancer Research Inggris menyebutkan, tidak ada bukti memakan produk pangan dari modifikasi genetik menyebabkan kanker pada manusia.
Sebagian besar pasokan kedelai Indonesia memang berasal dari impor.
Dilansir Kompas.com, Senin (19/9/2022), data dalam rapat Komisi IV DPR pada Maret 2022, memproyeksikan produksi kedelai dalam negeri hanya 200.315 ton. Sementara, kebutuhan kedelai dalam negeri diperkirakan mencapai 2.983.511 ton pada tahun 2022.
Artinya, produksi kedelai dalam negeri hanya sekitar 6,8 persen dari kebutuhan nasional.
Topik mengenai apakah GMO berbahaya atau tidak bagi kesehatan masih menjadi pro dan kontra. Namun, belum ada data atau penelitian yang cukup untuk membuktikan bahwa produk GMO berbahaya bagi kesehatan manusia.
Berdasarkan pemberitaan Kompas.com, Minggu (1/8/2022), setiap produk GMO yang dikonsumsi warga Indonesia sudah dipastikan aman konsumsi oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
Produk makanan menggunakan GMO diawasi ketat, mulai proses produksi, penyimpanan, pendistribusian, hingga penjualannya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ramai soal Makan Tempe Disebut Bisa Memicu Kanker Serviks, Benarkah? ", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/tren/read/2023/05/16/083000765/ramai-soal-makan-tempe-disebut-bisa-memicu-kanker-serviks-benarkah-?page=all#page2.