3. Kematian Siddharta Gautama
Buddha Gautama wafat pada 543 SM di usia 80 tahun. Sebagai bentuk penghormatan terakhir, para pengikutnya melakukan sujud kepada Sang Buddha.
Keputusan resmi untuk merayakan Trisuci Waisak dinyatakan pertama kali dalam Konferensi Persaudaraan Buddha Sedunia di Sri Lanka pada 1950.
Dalam konferensi itu, ditetapkan perayaan Waisak pada purnama pertama di bulan Mei dan terus diperingati setiap tahunnya pada bulan yang sama.
Dikutip dari Kompas.com, umat Buddha di setiap daerah memiliki tradisi tersendiri dalam merayakan hari raya Waisak.
Walaupun begitu, perayaan Waisak banyak terjadi di beberapa negara Asia seperti India, Thailand, Korea Utara, dan Korea Selatan.
Sementara itu, perayaan hari Waisak di Indonesia biasanya akan dirayakan dengan menggelar festival lampion Waisak. Festival ini biasanya dilakukan di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.
Perayaan festival lampion ini identik dengan momen pelepasan ribuan lampion kertas yang diterbangkan ke langit. Selain itu, tradisi umat Buddha merayakan hari raya Waisak di Candi Borobudur ini sudah dilakukan sejak 1929.
Biasanya, umat Buddha akan pergi ke kuil lokal mereka dan beberapa bahkan mungkin tinggal di sana sepanjang hari dan pada saat malam bulan purnama.
Mereka juga banyak melakukan perbuatan baik, mengambil bagian dalam melantunkan dan meditasi, merenungkan ajaran Buddha, membawa persembahan ke kuil, hingga berbagi makanan ke orang-orang.
Selain itu, mereka juga akan mengambil bagian dalam prosesi dan mengenakan pakaian putih. Momen saling bertukar kartu ucapan juga biasa dilakukan dengan teman dan keluarga pada hari Waisak.
Perayaan Waisak di Borobudur sempat terhenti
Tak cuma perayaan tersebut, umat Buddha biasanya juga akan melakukan upacara Bathing the Buddha pada hari Waisak.
Upacara tersebut dijadikan untuk memperingati di mana air mengalir di atas bahu Buddha untuk mengingatkan orang-orang dalam menjernihkan pikiran mereka dari pikiran negatif seperti keserakahan dan kebencian.
Perayaan ini dulunya dimulai oleh Himpunan Teofosi Hindia Belanda. Di mana, salah satu anggotanya adalah campuran antara orang Eropa dan Jawa ningrat.
Kendati demikian, perayaan hari raya Waisak di Borobudur sempat terhenti ketika perang revolusi kemerdekaan Republik Indonesia.
Selain itu, terhenti pula pada pemugaran tahun 1973. Selama masa pemugaran tersebut, perayaan dipindah ke Candi Mendut.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sejarah dan Perayaan Hari Waisak di Indonesia", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/tren/read/2023/06/03/173000365/sejarah-dan-perayaan-hari-waisak-di-indonesia?page=all#page2.