Karena memang makam di sini memiliki ciri khas arsitektur megah, khas makam China di Pekuburan Sentosa.
Elvian menyebutkan, di antara makam-makam di kompleks makam Sentosa, terdapat juga makam Paulus Tsen On Ngie (Zeng Aner) yang lahir di Cungphin (Tiongkok) pada Tahun 1795 Masehi dan wafat di Sungaiselan pada tanggal 14 September 1795 Masehi.
Dan makan Paulus Tsen On Ngie sengaja dipindahkan dari Distrik Sungaiselan ke Distrik Pangkalpinang mengingat ketokohan dan keteladanan Paulus Tsen On Ngie sebagai penyebar agama Katolik pertama di pulau Bangka.
Menurut Elvian, di sini kerap diadakan kegiatan paling unik dan luar biasa yaitu pelaksanaan Ceng Beng atau Qing Ming (bersih dan terang) yang jatuh pada tiap tanggal 5 April setiap tahunnya.
Warga Tionghoa yang berasal dari Pulau Bangka, Pulau Belitung maupun yang ada di perantauan di berbagai daerah dan luar negeri seperti Hongkong, Singapura, dan RRC berdatangan ke komleks pemakaman Sentosa untuk melaksanakan ritual Ceng Beng.
Ritual biasanya dimulai sejak pukul 02.30 WIB dini hari, para peziarah mulai berdatangan ke makam dengan membawa sesajian yang telah disiapkan dari rumah masing-masing.
Seperti di antaranya Sam-sang (Tiga jenis daging), Sam kuo (Tiga macam buah-buahan) dan Cai choi (makanan vegetarian).
Di makam leluhurnya, masing-masing para peziarah akan melakukan ritual sembahyang.
Sebelumnya, kubur diterangi oleh lilin, dibakar hio (garu), dan diletakan kim chin (uang palsu kertas) di atas tanah makam, sembari memanjatkan doa agar arwah orang tua dan leluhur mereka tenang di alam baka.
Selain itu, mereka juga akan meminta diberikan rezeki serta kedamaian.
Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Sejarah Kuburan Cina Sentosa di Pangkalpinang, Terbesar se-Asia Tenggara, Luasnya 19,9 ha, https://bangka.tribunnews.com/2023/06/17/sejarah-kuburan-cina-sentosa-di-pangkalpinang-terbesar-se-asia-tenggara-luasnya-199-ha?page=all.