SONORABANGKA.ID - Adalah Mobil dilengkapi sistem stasioner yakni kondisi mesin hidup tanpa campur tangan pengemudi. Dengan demikian kendaraan bisa gampang dikendarai dengan mode stop and go tanpa memastikan mesin.
Konsekuensinya, putaran mesin harus disesuaikan agar tidak terlalu rendah dengan demikian rpm stabil. Tapi, putaran mesin juga perlu diatur tidak terlalu tinggi, agar konsumsi bahan bakar tidak boros.
Salah satu pengaturan putaran stasioner mesin pada mobil-mobil modern adalah melepas aki beberapa detik. Lantas, apakah benar cara tersebut dapat menstabilkan putaran mesin saat stasioner?
Pemilik GK Auto Service Gunung Kidul Elin mengatakan pengaturan putaran stasioner mesin bisa disetel agar konsumsi BBM tidak boros.
“Mobil karburator ada pengaturan gas, bisa disetel sesuai kebutuhan, sedangkan di mobil-mobil injeksi ada pengaturan khusus, istilah umumnya reset ECU,” ucap Elin kepada Kompas.com, Sabtu (24/6/2023).
Elin mengatakan reset ECU pada beberapa mobil memang bisa dengan melepas terminal aki, tapi beberapa kendaraan juga butuh prosedur khusus.
Biasanya reset ECU dibutuhkan ketika mobil setelah melakukan servis atau tune up. Karena beberapa proses tune up harus melepas dan membersihkan sensor dan throttle body.
“Beberapa mobil bisa reset ECU dengan melepas aki selama 10 detik, tapi kalau mobil tertentu seperti Nissan butuh prosedur lain,” ucap Elin.
Jadi, mencabut terminal aki bisa membuat putaran stasioner mesin stabil di angka 650 sampai 700 rpm bukan mitos, cuma saja beberapa model mobil butuh cara lain untuk reset ECU.
Putaran stasioner yang tinggi terkadang juga tidak teratasi dengan hanya reset ECU, terlebih lagi ada masalah pada dapur pacu.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mitos atau Fakta, Cabut Aki Bisa Atasi Putaran Mesin Stasioner Tinggi?", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2023/06/25/120100215/mitos-atau-fakta-cabut-aki-bisa-atasi-putaran-mesin-stasioner-tinggi-.