Jadi, jika laba bersih kita senilai Rp10 juta (senilai 50 persen), maka biaya operasionalnya adalah sebesar Rp10 juta (50 persen sisanya).
4.Tentukan omzet yang harus 4 diperoleh 1 bulannya.
Contoh: Dengan menetapkan biaya operasional sebesar Rp10 juta, maka ditambahkan dengan laba bersih sebesar Rp10 juta, omzet yang harus diperoleh setiap bulannya adalah sebesar Rp20 juta.
5.Tentukan berapa unit barang yang 5 harus dijual per bulan dan per hari.
Contoh: Jika harga produk aksesori yang kita jual adalah sebesar Rp10.000, maka setiap bulannya, setidaknya kita perlu menjual produk tersebut sebanyak 750 unit.
Atau, jika kita jadikan per hari, maka jumlah produk yang perlu dijual sebanyak 25 unit.
6.Tentukan strategi apa yang ingin dilakukan untuk menjual sejumlah 6 unit tersebut dalam 1 bulan.
Strategi yang diterapkan meliputi hal-hal sebagai berikut.
> Jumlah jam yang dialokasikan per hari untuk menjalankan bisnis sampingan ini.
Misalnya kita hanya akan mengalokasikan waktu 3 jam sehari saat mengelola bisnis.
> Metode penjualan yang akan dilakukan hanya dalam sejumlah jam tertentu tersebut.
Sehingga dalam 3 jam sehari, kita harus mampu melakukan sesuatu untuk memastikan bahwa 25 unit produk dapat terjual.
> Rencana cadangan yang akan dilakukan jika pada tahap tertentu target belum tercapai.
Jika dalam evaluasi mingguan ada beberapa target penjualan belum tercapai, maka buat rencana cadangan seperti menambah alokasi jam untuk memikirkan bisnis sampingan, atau membuat revisi atas target yang ingin dicapai.
Jadi, itulah beberapa cara mengatur ekspektasi saat memulai usaha sampingan saat ingin mendapat penghasilan tambahan.
Artikel ini telah terbit di https://nova.grid.id/read/053839977/6-cara-atur-ekspektasi-agar-tak-rugi-saat-buka-usaha-untuk-dapat-penghasilan-tambahan?page=all