SonoraBangka.id - Punya rencana membuat usaha sampingan untuk dapat penghasilan tambahan memang baik.
Tapi, jangan sampai ekspektasi terlalu tinggi hingga bisnis malah kacau balau.
Yap, kadang-kadang, banyak dari kita yang memulai bisnis sampingan tanpa pernah menetapkan target pendapatan yang ingin diperoleh.
Dampaknya, manajemen energi dan waktu menjadi tidak terkendali.
Akhirnya, banyak yang mulai merasa bisnis sampingan tetapi berasa “pekerjaan pokok”.
Jika hal tersebut sudah terjadi, maka esensi bisnis sampingan sudah salah kaprah.
Makna sampingan adalah dikerjakan jika ada sisa waktu dan tidak akan mengganggu pekerjaan utama.
Namun, karena tidak ada target serta manajemen waktu yang buruk, hal ini berakibat pengelolaan bisnis yang tidak sesuai dan mulai mengganggu urusan keluarga.
Oleh karena itu, ada baiknya, kita yang ingin memulai bisnis sampingan, memerhatikan tips “untung terbalik” berikut ini dari Muhammad Setiawan Kusmulyono (Kelly), Business Mentor and Social Entrepreneurship Educator at Universitas Prasetiya Mulya, agar bisnis sampingan kita menjadi sesuai ekspektasi dan tidak rugi hati.
Tapi ingat, tips “untung terbalik” ini bukanlah tips untuk menjadikan bisnis kita menjadi sukses dalam segera.
Namun, tips ini dapat menjadi modal untuk dapat mengukur diri dan ekspektasi ketika menjalankan usaha sampingan untuk dapat penghasilan tambahan.
1.Tentukan berapa uang bersih yang ingin diperoleh setiap bulannya (dividen)
Contoh: Saya ingin bisnis saya ini memberikan saya pendapatan bersih untuk saya setiap bulannya sebesar Rp5 juta.
Bagian ini dapat kita permudah dengan menyebut sebagai target dividen.
2.Tentukan berapa laba bersih yang harus dihasilkan jika ingin memperoleh dividen sesuai target.
Contoh: Kebijakan pribadi kita adalah target dividen sebesar 50 persen dari total laba bersih.
Maka, untuk memperoleh target dividen Rp5 juta, kita membutuhkan total laba bersih sebesar Rp10 juta.
3.Tentukan asumsi persentase biaya operasional terhadap laba bersih yang diperoleh.
Contoh: Karena bisnis kita adalah menjual aksesori, maka laba bersih biasanya 50 persen dari total omzet yang diperoleh.
Maka, asumsi biaya operasional (dicampur biaya pokok produksi) adalah 50 persen juga dari total omzet.
Jadi, jika laba bersih kita senilai Rp10 juta (senilai 50 persen), maka biaya operasionalnya adalah sebesar Rp10 juta (50 persen sisanya).
4.Tentukan omzet yang harus 4 diperoleh 1 bulannya.
Contoh: Dengan menetapkan biaya operasional sebesar Rp10 juta, maka ditambahkan dengan laba bersih sebesar Rp10 juta, omzet yang harus diperoleh setiap bulannya adalah sebesar Rp20 juta.
5.Tentukan berapa unit barang yang 5 harus dijual per bulan dan per hari.
Contoh: Jika harga produk aksesori yang kita jual adalah sebesar Rp10.000, maka setiap bulannya, setidaknya kita perlu menjual produk tersebut sebanyak 750 unit.
Atau, jika kita jadikan per hari, maka jumlah produk yang perlu dijual sebanyak 25 unit.
6.Tentukan strategi apa yang ingin dilakukan untuk menjual sejumlah 6 unit tersebut dalam 1 bulan.
Strategi yang diterapkan meliputi hal-hal sebagai berikut.
> Jumlah jam yang dialokasikan per hari untuk menjalankan bisnis sampingan ini.
Misalnya kita hanya akan mengalokasikan waktu 3 jam sehari saat mengelola bisnis.
> Metode penjualan yang akan dilakukan hanya dalam sejumlah jam tertentu tersebut.
Sehingga dalam 3 jam sehari, kita harus mampu melakukan sesuatu untuk memastikan bahwa 25 unit produk dapat terjual.
> Rencana cadangan yang akan dilakukan jika pada tahap tertentu target belum tercapai.
Jika dalam evaluasi mingguan ada beberapa target penjualan belum tercapai, maka buat rencana cadangan seperti menambah alokasi jam untuk memikirkan bisnis sampingan, atau membuat revisi atas target yang ingin dicapai.
Jadi, itulah beberapa cara mengatur ekspektasi saat memulai usaha sampingan saat ingin mendapat penghasilan tambahan.
Artikel ini telah terbit di https://nova.grid.id/read/053839977/6-cara-atur-ekspektasi-agar-tak-rugi-saat-buka-usaha-untuk-dapat-penghasilan-tambahan?page=all