300 unit Air ev mulai diberangkatkan menuju Bali sebagai Official Car Partner KTT G20 dari fasilitas pabrik Wuling Motors di Cikarang, Jawa Barat. Jawa Barat (Jabar) teratas dalam realisasi investasi.(Dok. Wuling)
300 unit Air ev mulai diberangkatkan menuju Bali sebagai Official Car Partner KTT G20 dari fasilitas pabrik Wuling Motors di Cikarang, Jawa Barat. Jawa Barat (Jabar) teratas dalam realisasi investasi.(Dok. Wuling) ( KOMPAS.COM)

Indonesia Harus Berkiblat pada China Bila Ingin Kembangkan EV

2 Agustus 2023 17:52 WIB

SONORABANGKA.ID - Adalah Guna mendukung suksesi program elektrifikasi, pengamat menyarankan pemerintah untuk membuka pintu bagi perusahaan otomotif asal China, yang sudah berfokus pada industri kendaraan listrik.

Hal itu disampaikan oleh Arthur D. Little (ADL), Perusahaan manajemen konsultansi otomotif global. Pihaknya menilai, pasar EV di Indonesia, khususnya pada segmen mobil listrik, masih terlalu sepi dan minim kompetisi.

Hirotaka Uchida, ADL Head of Automotive and Manufacturing Practice ASEAN, menilai industri otomotif di Indonesia masih terlalu didominasi Jepang. Kalau hal ini berlanjut, program elektrifikasi nasional akan lambat terealisasi.

“Alih-alih mengembangkan industri EV, pasar otomotif Indonesia akan tertuju pada kendaraan ICE (pembakaran minyak) atau mungkin tidak melampaui PHEV (hybrid), untuk beberapa saat,” ujarnya kepada Kompas.com di Jakarta, Selasa (1/8/2023).

Dia menilai, mayoritas pabrikan Jepang masih berkiblat pada pengembangan mobil ICE untuk pasar global. Hal itu dinilai wajar, menimbang sektor tersebut menghasilkan keuntungan terbesar.

Jika Indonesia betul-betul berniat menerapkan ekosistem kendaraan listrik massal dalam waktu cepat, mengalihkan pandangan pada Industri otomotif negara yang sudah berfokus pada EV, dianggap sebagai langkah tepat.

“China dan India menjadi contoh dua negara Industri yang sudah mengimplementasikan elektrifikasi massal. Banyak merek seperti Geely, BYD, Great Wall, dan semacamnya yang memiliki potensi untuk mengisi (sektor otomotif di Indonesia),” ucap dia.

Munculnya keberagaman produk mobil listrik di pasar Indonesia akan memunculkan persaingan antar merek.

Hal itu dianggap sebagai cikal bakal pengembangan lebih lanjut, yang pada akhirnya akan menguntungkan konsumen.

“Secara program pemberian subsidiary dan pemberlakuan TKDN, Indonesia sudah berada di jalur yang tepat. Langkah selanjutnya adalah persoalan bagaimana memperluas program tersebut ke lebih banyak merek EV,” kata Hirotaka.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Indonesia Harus Berkiblat pada China jika Ingin Kembangkan EV", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2023/08/02/081200015/indonesia-harus-berkiblat-pada-china-jika-ingin-kembangkan-ev.

SumberKOMPAS.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm