Sementara apabila temperatur AC diaktifkan pada 25 derajat, maka jarak antara suhu luar ruangan rata-rata di Indonesia (30 derajat) dengan suhu yang ingin dicapai di dalam ruangan mobil tidak terlalu jauh.
Sehingga, kerja kompresor akan lebih ringan. Sebab, jika suhu dalam ruangan sudah mendekati 25 derajat (yang diinginkan), ECU akan memutus kerja atas kompresor.
"Kalau misalkan kita setting di 25 derajat, komputer itu akan membandingkan udara luar dan dalam. Nah, pas ambil sensor di dalam kabin, mendekati 23-24 derajat, kompresornya dimatikan oleh komputer," jelas Agus.
"Begitu kompresor mati, otomatis bebannya enteng sehingga konsumsi BBM di mobil bakal berkurang (lebih hemat)," tambahnya.
Sebaliknya, apabila suhu AC sering diganti secara manual, termasuk mematikan dan menghidupkannya, akan membuat BBM lebih boros karena kerja kompresor lebih keras mengejar temperatur ideal.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cuaca Panas, Berapa Setelan AC Mobil yang Ideal?", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2023/08/03/074200015/cuaca-panas-berapa-setelan-ac-mobil-yang-ideal-?page=all#page2.