Saat itu anak korban yang masih duduk di bangku kelas lima sekolah dasar melaporkan kejadian itu ke tetangganya.
Sontak setelah mendapatkan laporan, warga langsung berbondong-bondong ke lokasi.
“Pertama kali anaknya yang tahu, yang masih duduk di kelas lima. Sebelum itu korban minta tolong ambilkan minum dengan kondisi sudah mengalami luka tusuk di bagian dada,” kata dia kepada Bangkapos.com, Senin (14/8/2023).
Sering Cekcok
Hermanto memaparkan, sebelum terjadi peristiwa pembunuhan itu keduanya memang sering cekcok sejak sepekan terakhir.
Akan tetapi, warga tidak pernah tahu apa yang menjadi permasalahannya. Hanya saja, warga kerap mendengar keributan dari kediaman korban.
Seperti yang diketahui, antara korban dan pelaku serta adiknya memang tinggal dalam satu rumah yang sama.
Sedangkan untuk sang ibu sudah lama berpisah dengan korban, dan anak-anaknya tinggal bersama korban.
Namun, pelaku terkadang kerap berpindah-pindah tempat tinggal di rumah keluarganya.
Sedangkan selama sepekan terakhir, pelaku kembali tinggal di rumah itu.
“Pelaku memang bengal, sering ribut, tapi masalahnya apa saya kurang tahu. Pelaku ini kurang menetap di sana, karena dia aktif ke mana-mana. Memang beberapa pekan ini pelaku tinggal di sana,” jelas Hermanto.
Lebih lanjut ungkapnya, keseharian pelaku yang merupakan seorang perempuan itu bergaya hidup tak seperti perempuan pada umumnya.
Pelaku kerap bersifat kelaki-lakian alias tomboi.
Namun sepengetahuan masyarakat, pelaku tidak pernah berbuat onar di desa itu.
Sebelumnya pelaku juga telah menikah, setelah itu bercerai dengan suaminya.
Sementara untuk pekerjaan keseharian korban merupakan praktisi pengobatan tradisional.
Bahkan korban juga dikenal baik dengan warga setempat.
“Keseharian korban itu baik. Pekerjaan keseharian merupakan pengobatan tradisional atau dukun kampung. Perkumpulan dengan masyarakat baik,” ungkapnya.
Usai melakukan pembunuhan kata Hermanto, pelaku tidak melarikan diri.
Bahkan pelaku mengoceh-ngoceh di depan rumahnya, sembari membawa sebilah pisau.
Maka dari itu, tidak ada warga yang berani mendekat, ataupun masuk ke diaman korban.
“Diduga pelaku ini mabuk, usai menikam orangtuanya berada di depan rumah setelah kejadian, tidak lari. Sambil mengoceh tidak mungkin anak membunuh orangtua. Hanya saat ditangkap pelaku berada tak jauh dari rumah,” pungkas Hermanto.
Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul GEGER Anak Perempuan Bunuh Ayah di Toboali Bangka Selatan, Penangkapan Pelaku Mencekam, https://bangka.tribunnews.com/2023/08/14/geger-anak-perempuan-bunuh-ayah-di-toboali-bangka-selatan-pengkapan-pelaku-mencekam?page=all.