“Mau nyantai aja dari rumah teman ke pinggir sungai belakang Puncak lama, tidak ada maksud apa-apa,” katanya kepada Bangka Pos.
Ketika melintas di depan sebuah toko, lanjut Rio, mereka bertemu segerombolan pengendara sepeda motor.
“Kami tidak tahu dengan para pelaku. Ketika pertama ketemu itu kami menoleh ke
arah mereka, dan tiba-tiba para pelaku langsung mengacungkan sajam jenis celurit dan parang panjang ke arah kami,” tuturnya.
“Ada dua pengendara yang menghampiri kami, mereka langsung menganiaya kami. Setelah menganiaya kami, mereka langsung kabur,” sambung Rio.
Menurutnya, dia bersama rekan-rekannya sempat ingin melakukan perlawanan
dengan menabrakkan kendaraan para pelaku.
Akan tetapi, terhalang oleh kendaraan pelaku lain yang sudah mengadang sepeda motor yang dikendarai Rio dan kawan-kawan.
“Ramai, mereka lebih dari 20 kendaraan, satu kendaraan ada berboncengan tiga orang dan mereka pun menggunakan masker seperti sudah direncanakan. Kami sempat mau melawan dengan nabrak pelaku, teta-
pi ada pelaku lain yang mengadang kami dan kendaraan kami pun terjatuh,” ujar Rio.
Lebih lanjut, Rio mengatakan, peristiwa tersebut mengakibatkan dirinya dan tiga temannya mengalami luka-luka, sedangkan satu temannya yang lain tidak mengalami luka.
“Empat orang yang mengalami luka-luka, paling
parah saya karena mengalami luka bacokan di bagian kaki kanan,” katanya.
“Satu teman luka bagian dagu, mengalami luka
robek, satunya tangannya patah, dan satu bagian paha luka tetapi tidak parah, serta teman yang di-lbonceng belakang selamat karena loncat dari kendaraan,” tutur Rio.