SonoraBangka.id - Adanya aksi sekelompok orang diduga geng motor bersenjata tajam, membuat Wali Kota Pangkalpinang, Maulan Aklil, kesal dan geram.
Pasalnya aksi komplotan itu telah memakan korban dan membuat masyarakat menjadi resah.
“Terkait itu (aksi geng motor), jujur kami kesal sekali. Kami mengutuk keras para pelakunya,” ujar Molen sapaan akrab Maulan Aklil kepada Bangka Pos, Senin (21/8/2023).
Molen pun berharap pihak kepolisian dapat menindak tegas dan menangkap anggota geng motor tersebut.
“Kami akan minta kepada pihak kepolisian segera menangkap para pelakunya, karena sudah meresahkan sekali,” tegasnya.
Molen mengakui aksi geng motor membuat Kota Pangkalpinang tidak aman dan menyebabkan masyakrakat, khususnya orangtua menjadi khawatir
“Saya juga khawatir, anak saya tidak saya bolehkan dulu keluar malam. Kota
Pangkalpinang usai aksi premanisme ini, menjadi tidak aman dan tidak nyaman, dan
bikin masyarakat Pangkalpinang panik,” ungkapnya.
Ke depan, lanjut Molen, pihaknya melalui Satpol PP Kota Pangkalpinang bekerja sama dengan kepolisian akan kembali melakukan pengawasan dan membuat aman Kota Pangkalpinang.
“Nanti kami akan bekerja sama dengan kepolisian untuk kembali memberikan
rasa aman kepada masyarakat,” janjinya.
Mengenai pengobatankorban penganiayaan oleh geng motor, kata Molen, sudah ditanggung oleh pihak RSUD Depati Hamzah
Kota Pangkalpinang.
“Untuk bantuan rumah sakit sudah kita fasilitasi lewat RSUD Depati Hamzah. Semoga korban segera pulih, dan pelaku secepatnya ditangkap,” tambahnya.
Kekhawatiran akan geng motor juga dirasakan Feri (40) warga Kelurahan Air Itam Pangkalpinang.
Kata Heri akibat pengeroyokan itu, dia tak mengizinkan anak dan istrinya keluar malam sendirian.
“Jangan kita bilang Pangkalpinang tidak ada yang seperti itu, nyatanya ada, sama seperti kota-kota besar lainnya. Tentunya ini sebelum
terjadi lagi, lebih baik kita cegah,” ujar Feri kepada Bangka Pos, Senin (21/8/2023).
Menurutnya, aksi pengeroyokan oleh geng motor beberapa hari lalu, tentu saja membuat para orang tua panik.
“Anak saya langsung tidak saya bolehkan keluar malam sendirian, kalau mau keluar harus dengan pengawasan. Sebelum terjadi ini menimpa kita, maka waspada itu penting,” tuturnya.
Warga diminta tenang
Sementara Polda Bangka Belitung beserta jajarannya saat ini berusaha menuntaskan
sejumlah kasus aksi premanisme, di antaranya
pengeroyokan di Lampu
Merah Semabung Kota Pangkalpinang yang diduga dilakukan oleh geng motor.
Lalu pertikaian pelajar di kawasan Dealova Pangkalpinang. Kemudian aksi penganiayaan di Sungaiselan, Kabupaten Bangka Tengah
yang menyebabkan satu orang meninggal dunia.
“Kita meminta masyarakat tetap berhati-hati,
dan waspada. Kami berpesan kepada masyarakattetap tenang dan memper-
cayai pihak kepolisian melakukan penyelidikan,”
kata Kabid Humas Polda Bangka Belitung, Kombes Pol Jojo Sutarjo, kepada Bangka Pos,
Senin (21/8/2023).
Mantan Kapolres Belitung Timur ini juga meminta peran serta masyarakat menjaga
anak-anaknya untuk tidak melakukan aksi yang dapat mengganggu ketertiban umum.
“Khusus orangtua, kami minta agar dapat memantau anaknya. Jangan sampai mereka melakukan tindakkan yang dapat mere-
sahkan ketertiban masyarakat,” sebut Jojo
Ia juga mengingatkan masyarakat untuk tidak
mempercayai informasi yang belum tentu kebenarannya.
“Kita harap masyarakat tenang, jangan terprovokasi informasi yang belum jelas
kebenarannya, apalagi terkait kejahatan. Mari kita sama-sama jaga situasi kamtibmas di Babel,” terangnya.
Polisi juga kata Jojo, terus melakukan giat patroli
untuk mencegah agar tindakan kriminal dan premanisme tidak terjadi kembali.
“Polisi juga segera mengusut tuntas kasus yang
terjadi di Simpang Lampu Merah Semabung, Dealova,dan Sungaiselan. Karena ini
berkaitan dengan merebaknya angka kejadian di tingkat pelajar,” kata Jojo.
Diserang geng motor
Diberitakan sebelumnya, Rio Febriansyah (20), warga Kelurahan Bacang, Ke-
camatan Bukit Intan, Pangkalpinang, terbaring
lemas di ranjang di sebuah rumah sakit di Pangkalpinang, Sabtu (19/8/2023).
Rio dirawat karena mengalami luka parah di bagian kaki kanan akibat serangan orang tak dikenal yang diduga anggota geng motor.
Rio mengatakan, penyerangan tersebut terjadi di Jalan Mayor Syafrie Rachman, tidak jauh dari Lampu Merah Semabung, Pangkalpinang, tepatnya di seberang toko Dunia Lampu, Kamis (17/8/2023) sekitar pukul 23.30 WIB.
Rio mengungkapkan, peristiwa bermula saat dia
bersama empat temannya mengendarai sebuah sepeda motor melaju dari arah Bacang menuju sungai di belakang Hotel Puncak, Jalan Jenderal Sudirman. Mereka berencana nongkorong di pinggir sungai tersebut.
Rio menyebutkan, saat itu dia dan teman-temannyadalam kondisi sadar.
“Mau nyantai aja dari rumah teman ke pinggir sungai belakang Puncak lama, tidak ada maksud apa-apa,” katanya kepada Bangka Pos.
Ketika melintas di depan sebuah toko, lanjut Rio, mereka bertemu segerombolan pengendara sepeda motor.
“Kami tidak tahu dengan para pelaku. Ketika pertama ketemu itu kami menoleh ke
arah mereka, dan tiba-tiba para pelaku langsung mengacungkan sajam jenis celurit dan parang panjang ke arah kami,” tuturnya.
“Ada dua pengendara yang menghampiri kami, mereka langsung menganiaya kami. Setelah menganiaya kami, mereka langsung kabur,” sambung Rio.
Menurutnya, dia bersama rekan-rekannya sempat ingin melakukan perlawanan
dengan menabrakkan kendaraan para pelaku.
Akan tetapi, terhalang oleh kendaraan pelaku lain yang sudah mengadang sepeda motor yang dikendarai Rio dan kawan-kawan.
“Ramai, mereka lebih dari 20 kendaraan, satu kendaraan ada berboncengan tiga orang dan mereka pun menggunakan masker seperti sudah direncanakan. Kami sempat mau melawan dengan nabrak pelaku, teta-
pi ada pelaku lain yang mengadang kami dan kendaraan kami pun terjatuh,” ujar Rio.
Lebih lanjut, Rio mengatakan, peristiwa tersebut mengakibatkan dirinya dan tiga temannya mengalami luka-luka, sedangkan satu temannya yang lain tidak mengalami luka.
“Empat orang yang mengalami luka-luka, paling
parah saya karena mengalami luka bacokan di bagian kaki kanan,” katanya.
“Satu teman luka bagian dagu, mengalami luka
robek, satunya tangannya patah, dan satu bagian paha luka tetapi tidak parah, serta teman yang di-lbonceng belakang selamat karena loncat dari kendaraan,” tutur Rio.
Setelah kejadian penganiayaan itu, Rio dan te-
man-temannya dilarikan ke rumah sakit oleh teman yang datang untuk membantu mereka.
“Kami tidak tahu lagi ke mana para pelaku, habis
menganiaya langsung kabur. Kami ditolong kawan dari belakang kami, mereka langsung membawa kami ke rumah sakit secara bertahap,” katanya.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Pangkalpinang Kompol Evry Susanto mengatakan, pihaknya tengah memburu sekelompok orang diduga geng motor yang melakukan penyerangan di dekat lampu
merah Semabung, Pangkalpinang, Kamis (17/8/2023) malam.
Korban penyerangan tersebut adalah Rio
Febriansyah (20) dan kawan-kawan.
“Memang benar kami sudah menerima laporan
dari korban yang diserang oleh sekelompok pemuda yang diduga geng motor,” kata Evry saat dikonfirmasi, Sabtu (19/8/2023). (t2/riu)
AKSI geng motor yang melakukan AKSI
penganiayaan dan tawuran antara pelajar di Kota Pangkalpinang membuatAnggota Komisi IV DPRD Babel, Aksan Visyawan, prihatin.
“Kita prihatian, lakukan evaluasi terutama terkait pendidikan agama,apakah sudah maskimal. Dari kuantitas dan kualitas pendidikan agama, budi pekerti yang harus ditingkatkan,” kata Aksan Visyawan kepada Bangka Pos, Senin (21/8/2023) di DPRD Babel.
Politikus PKS ini juga menilai prilaku krimi-
nalitas dan sikap premanisme dapat muncul
dari lingkungan serta akibat kebebasan megakses informasi.
“Kita harus ekstra memperhatikan, dengan terbukanya informasi ditambah sangat min-
im pendidikan agama, ini menjadi tanggungjawab kita bersama,” tandasnya.
Aksan mengharapkan, peran pemerintah dalam mencegah aksi premanisme melalui sejumlah program atau kebijakan Dinas Pendidikan Babel.
“Peran pemerintah harus besar, terutama memperhatikan kasus yang sedang marak saat
ini. Dari persoalan pendidikan, ekonomi. Harapan kita ada evaluasi bagaimana pemerintah meningkatkan pendidikan moral, sehingga kasus perkelahian dan lain
dapat dihentikan,” terangnya.
Aksan mengingatkan hal ini akan bahaya apabila dibiarkan.
"Marilah kita melalui dinas pendidikan, guru di sekolah, menambah kuantitas dan kualitas
penanaman moral pada anak didik. Jadi harus ditingkatkan dan anak- anak harus dibiasa-
kan berbuat baik,” pungkasnya.
Penyimpangan kolektif
Akademisi sekaligus Dosen Sosiologi Universitas Bangka Belitung, Luna Febriani menyoroti pertikaian antara kelompok remaja atau tawuran dengan menggunakan senjata tajam di
Kota Pangkalpinang.
“Perilaku perkelahian kelompok atau tawuran ini termasuk dalam kategori dari perilaku me-
nyimpang karena perilaku ini tidak sesuai dengan norma dan nilai yang ada dan berkembang dalam masyarakat, yang mana norma dan nilai dalam masyarakat san-
gat menjunjung tinggi kehidupan
harmonis dan perdamaian,” ujar Luna, Senin (21/8/2023).
Dia menyebutkan perilaku tawuran merupakan perilaku menyimpang sosial kolektif kare-
na ini melibatkan kelompok dengan kelompok, bukan sekedar individu dengan individu.
Perilaku menyimpang sosial kolektif memiliki kompleksitas yang tinggi dibanding perkela-
hian antar individu.
“Di mana, di satu sisi tawuran antar kelompok ini menunjukkan bahwa adanya solidaritas dan kekuatan kelompok antar pemuda yang tinggi dan kkuat dalam suatu kelompok namun disisi lain solidaritas yang tinggi dalam kelompok biasanya kerap memunculkan dan membangkitkan keberanian-keberanian dalam diri individu yang dapat berujung pada
aktitivas-aktivitas yang cenderung destruktif,” katanya.
Lebih lanjut, dia mengatakan keberanian ini dapat muncul seketika dalam diri anggota kel-
ompok ketika mereka memiliki nilai, perasaan dan kepentingan yang sama.
Dengan kata lain, ketika berada dalam kelompok maka perasaan yang sama dan keberanian ini dapat ‘menular’ dari satu orang ke orang lain.
“Selain itu, perkelahian antar kelompok remaja juga acapkali tidak memiliki penyebab dan
sasaran yang jelas. Perkelahiaan atau tawuran
antar remaja pada akhirnya sering berujung pada tindakan yang membabi buta dan kerap
diluar sasaran yang mana tujuannya lebih mengarah pada penunjukkan eksistensi identi-
tas kelompok yang superior,” katanya.
Dengan kata lain aktivitas tawuran selain untuk melakukan balas dendam terhadap kelompok lain juga menjadi ajang untuk menunjukkan kelompok mana yang yang lebih kuat dan
kelompok mana yang lemah.
"Hal ini semakin menjadikan tawuran antar kelompok remaja sulit dilerai dan dicegah,mengingat ada unsur ego kelompok yang berpartisipasi dalam penyebab terjadinya tawuran antar kelompok,” katanya.
Maka, lingkungan dan kondisi sosial tempat remaja tumbuh dan berkembang sangat ber-
pengaruh terhadap terjadinya perilaku menyimpang pada remaja.
Luna membeberkan secara Sosiologis, ada beberapa hal yang menjadikan seseorang
melakukan perilaku menyimpang.
Pertama, dari hasil sosialisasi nilai-nilai sub kebudayaan yang menyimpang. Maksudnya
adalah ketika individu tinggal dalam daerah-daerah yang tidak teratur dan tidak memiliki organisasi yang baik, seperti tinggal dalam lingkungan yang didominasi oleh kelompok perampok dan penjahat maka proses sosialisasi dan pembentukan nilai-nilai berasal dari subkebudayaan yang menyimpan.
Dan ini menyebabkan individu melakukan perilaku menyimpang juga dan membenarkan aktivitas perilaku menyimpang,karena mereka terbiasa dengan nilai-nilai yang seperti itu.
Kedua, individu dapat melakukan perilaku menyimpang karena belajar perilaku
menyimpang dari interaksi sehari-harinya, bisa belajar dari melihat orang lain, melihat di
majalah, televisi hingga radio.
Ketiga ada kecenderungan individu dalam berinteraksi sehari-hari akan memilih berinter-
aksi dengan kelompok yang dia sukai.
“Ketika dalam suatu kelompok memegang nilai-nilai yan menyimpang dan melakukan
perilaku menyimpang, maka inddividu tersebut juga dapat tersugesti dan terinspirasi melakukan perilaku menyimpang," ungkapnya.
Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Geng Motor Bikin Ulah di Pangkalpinang, Wali Kota Kesal Aksi Premanisme Bikin Tidak Aman, https://bangka.tribunnews.com/2023/08/22/geng-motor-bikin-ulah-di-pangkalpinang-wali-kota-kesal-aksi-premanisme-bikin-tidak-aman?page=all.