Untuk setiap 10 mikrogram per meter kubik peningkatan partikel polusi, fase folikuler dari siklus menstruasi diperpanjang sekitar 0,7 hari seperti dikutip dari Kompas.com.
Temuan ini membuat Remy Slama berhasil menemukan hipotesis baru.
"Ini menunjukkan polusi udara dapat mengganggu sumbu yang mengendalikan siklus menstruasi," ujarnya.
Selain itu, tes serupa juga dilakukan pada tikus.
"Penelitian kami menemukan, waktu yang dibutuhkan pasangan untuk hamil semakin lama ketika mereka hidup di lingkungan yang tercemar," imbuhnya.
Polusi udara hingga kini telah dikaitkan dengan masalah kesehatan seperti paru-paru, darah, otak, hingga reproduksi.
Nah terbukti bahwa, temuan ini mengungkap adanya hubungan antara tingkat polusi udara dengan siklus menstruasi perempuan.
Artikel ini telah terbit di https://nova.grid.id/read/053874977/bukan-hanya-ispa-polusi-udara-buat-siklus-menstruasi-berantakan?page=all