Sejumlah warga yang ngerawai ikan di kolong retensi Kacang Pedang Kota Pangkalpinang, Senin (16/10/2023)
Sejumlah warga yang ngerawai ikan di kolong retensi Kacang Pedang Kota Pangkalpinang, Senin (16/10/2023) ( Bangkapos.com/Andini Dwi Hasanah )

Warna Memanfaatkan Kekeringan di Kolong Retensi Kacang Pedang untuk Ngerawai Ikan

16 Oktober 2023 14:08 WIB

SonoraBangka.id - Kini, kolong retensi Kacang Pedang atau yang lebih dikenal dengan kolong jembatan 12 tampak sudah mengalami penyusutan.

Sejumlah daratan mulai terlihat timbul, sampah-sampah kering juga ikutan terlihat dipinggir-pinggir sungai.

Namun, kekeringan yang kini sedang dialami oleh kolong retensi Kacang Pedang ini dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk ngerawai (teknik menangkap ikan dengan rawai).

Bermodalkan ban karet, rawai dan penutup kepala sejumlah warga ini rela berpanas-panasan ditengah sungai untuk mendapatkan ikan.

Yadi (41) mengaku sudah beberapa hari terakhir ikutan ngerawai di kolong retensi Kacang Pedang ini.

Kata Yadi, saat musim kemarau tiba atau saat kekeringan ikan-ikan sungai banyak yang timbul mencari makanan.

"Yang paling banyak tu ikan baung, jadi lah kalau banyak dijual di pasar, kalau dikit untuk makan sendiri di rumah," ujar Yadi saru diantara warga yang ikut ngerawai di kolong retensi, Senin (16/10/2023).

Meski panas terik, sejumlah warga ini tetap asik melemparkan rawai kesembarang tempat. 

Jarak antara masing-masing orang juga terbilang dekat, tapi masing-masing tetap mendapatkan ikan. 

"Kadang kalau ikan kecil-kecil jadi lah untuk dimakan, kalau air tidak kering tidak bisa ngerawai gini airnya dalam, kalau inikan cuma sepinggang," tuturnya.

Sementara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pangkalpinang mengakui kini cuaca panas di Pangkalpinang sudah memasuki cuaca panas ekstrem.

Sekretaris BPBD Kota Pangkalpinang Dedi Revandi mengaku, hingga kini tak banyak upaya yang bisa dilakukan selaun membantu mendistribusikan air bersih kepada masyarakat.

"Iya kalau kita lihat penyusutan air mulai dirasakan, sumber-sumber air bersih kita mulai ada penyusutan. Koordinasi kami bersama BMKG saat ini cuaca panas memang sudah masuk cuaca panas ekstrem," ujar Dedi kepada Bangkapos.com, Senin (16/10/2023).

Kata Dedi, hujan buatan belum ada rencana untuk dilakukan mengingat biaya untuk melakukan hujan buatan juga tidak sedikit.

"Kalau hujan buatan belum, karena biayanya yang tidak sedikit. Belum lagi sarana dan prasarana kita yang tidak cukup. Kamau sekarang kita hanya bisa berdoa meminta hujan segera turun, kalau prediksi BMKG hujan ini bakal turun pada awal November nanti, tapi kita berharap bisa secepatnya," terangnya. 


Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Kekeringan di Kolong Retensi Kacang Pedang Dimanfaatkan Warga untuk Ngerawai Ikan , https://bangka.tribunnews.com/2023/10/16/kekeringan-di-kolong-retensi-kacang-pedang-dimanfaatkan-warga-untuk-ngerawai-ikan.

SumberBangkapos.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm