Stasiun Penukaran Baterai (SPB) motor listrik milik Savart, produsen motor listrik lokal asal Jawa Timur(Kompas.com/Daafa Alhaqqy)
Stasiun Penukaran Baterai (SPB) motor listrik milik Savart, produsen motor listrik lokal asal Jawa Timur(Kompas.com/Daafa Alhaqqy) ( KOMPAS.COM)

Kompak, Produsen Motor Listrik Dukung Untuk Standardisasi Konektor Charger

4 November 2023 18:06 WIB

SONORABANGKA.ID - Adalah Menyusul bertumbuhnya industri sepeda motor listrik di Tanah Air, makin banyak dijumpai model-model terbaru yang sudah tersedia di pasaran.

Motor listrik kini tidak lagi monoton, sebab sudah mengusung desain khas produsen masing-masing. Selain itu, pabrikan lokal juga mulai unjuk gigi dan memamerkan model terbarunya.

Tapi keseragaman tersebut dianggap masih memiliki kelemahan, yakni belum adanya standardisasi baterai motor listrik yang bisa digunakan banyak model dan terkesan ringkas.

Menteri Perindustrian (menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan, penggunaan baterai berstandardisasi untuk semua motor listrik dianggap mampu meningkatkan kenyamanan penggunaan, dan mempermudah konsumen.

Oleh karenanya, Agus menganjurkan, bahkan menantang produsen motor listrik untuk membantu realisasi terselenggaranya standardisasi baterai.

“Oleh karenanya perihal standardisasi baterai ini, saya memberikan challange (tantangan) pula bagi para produsen kendaraan listrik roda dua,” ucapnya di Tangerang, belum lama ini.

Menanggapi pernyataan Agus, beberapa produsen motor listrik mengaku keberatan. Pasalnya, standardisasi baterai dianggap bisa sangat berimbas pada performa motor produksi.

Sebagaimana diungkapkan oleh Garry Taifan, COO PT Garda Energi Nasional Indonesia selaku produsen motor listrik Savart. Menurutnya, standardisasi baterai bisa memberatkan produsen.

“Setiap motor listrik kan didesain dengan tenaga dan output daya yang berbeda-beda, tergantung keperluan. Enggak bisa kalau (baterai) pukul rata, semua sama,” ucapnya kepada Kompas.com.

Mengambil jalan tengah, Garry menyarankan pemerintah menerapkan standardisasi charging port, alias konektor charger untuk mengisi daya kendaraan.

Menurutnya, opsi ini terdengar jauh lebih realistis dan bermanfaat, baik bagi konsumen maupun produsen.

“Contohnya kalau di Amerika, hampir semua kendaraan listrik di sana pakai konektor model Tesla. Karena memang Tesla yang jaringannya luas dan sudah populer,” kata dia.

Penjelasan senada juga disampaikan oleh Edwin Dhamaputra, Lead Designer and Research Head Dhelvic, merek motor listrik lokal asal Surabaya, Jawa Timur.

Menurutnya, keseragaman konektor charger tidak cuma bisa memudahkan, namun juga menjadi area kompetisi yang baik bagi semua produsen.

“Bisa jadi nanti ada persaingan soal motor mana yang paling kompatibel, misalnya bisa dukung fast charging,” ujarnya.

Namun Edwin juga menggarisbawahi satu tantangan yang diprediksi ada. Keseragaman konektor hanya bisa direalisasikan bila ekosistem pendukung seperti SPKLU juga sudah banyak disebar.

“Selain tantangan buat kami (produsen), ini tantangan buat pemerintah juga. Koordinasi sama aturannya harus jelas, supaya industri ini (motor listrik) bisa berkembang,” ucapnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kompak, Produsen Motor Listrik Dukung Standardisasi Konektor Charger", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2023/11/04/120200315/kompak-produsen-motor-listrik-dukung-standardisasi-konektor-charger?page=all#page2.

SumberKOMPAS.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm