Energi terbarukan.
Energi terbarukan. ( Thinkstock)

Pemerintah Sebut Harga Listrik dari Energi Terbarukan Makin Murah, Ini Hitungannya

18 Desember 2023 17:31 WIB

SonoraBangka.ID - Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) menyebut pengembangan teknologi membuat biaya produksi listrik dari energi baru terbarukan (EBT) semakin kompetitif. Hal ini tercermin dari harga listrik yang dihasilkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB).

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, harga listrik dari pembangkit energi terbarukan sudah hampir mendekati harga listrik berbasis fosil, bahkan ada yang lebih efisien.

Perkembangan positif tersebut membuat keseimbangan persaingan usaha antara energi terbarukan dan energi fosil. Dengan begitu, pemerintah punya alasan kuat untuk menjadikan energi terbarukan sebagai sumber energi.

Kemajuan dalam teknologi energi terbarukan, khususnya pada sektor PLTS dan PLTB, telah memungkinkan efisiensi yang lebih tinggi sehingga berdampak terhadap penurunan biaya produksi listrik yang dihasilkan menjadi lebih rendah dibandingkan dengan pembangkit energi fosil.

"Secara keekonomian PLTB Sidrap dan PLTB Jeneponto di 2016, kontrak listriknya yang ditandatangani dan disetujui oleh Menteri ESDM, harganya itu 10,9 sen AS per kilo watt hour (kWh)," kata Dadan dalam keterangan tertulisnya, dikutip Senin (18/12/2023).

"Sekarang, sudah ada kontrak baru PLTB di Kalimantan Selatan awal 2023 ini, kapasitanya sama kira-kira 75 megawatt (MW). Jika dibandingkan dengan harga 6-7 tahun lalu, sekarang angkanya adalah di bawah 6 sen AS per kWh," lanjutnya.

Dadan juga mengomparasikan harga pembangkit energi terbarukan dengan harga pembangkit berbasis energi fosil, seperti PLTU yang menggunakan batu bara. Ia bahkan menilai harga energi hijau bahkan lebih murah.

Dia menjelaskan, harga listrik yang diproduksi PLTS Cirata sebesar 5,8 sen AS per kWh, yang artinya juga berada di bawah 6 sen AS per kWh.

"Kalau ingin (perbandingan) sederhana hitung saja, misal produksi listrik dari batubara satu kWh itu perlu sekitar 0,7 sampai 0,8 kilo batubara. Jadi, komponen bahan bakarnya itu bisa langsung dihitung di situ. Yang per sekarang angkanya harus lebih mahal dari yang tadi. Ya apakah EBT ini kompetitif? Sekarang sudah tendensinya ke situ," papar Dadan.

Menurutnya, dengan harga batu bara acuan (HBA) yang berkisar antara 125-130 dollar AS per ton, maka harga listrik dari energi terbarukan sudah dapat bersaing dengan harga listrik berbasis fosil.

Hal ini menunjukkan bahwa pembangkit listrik dari energi terbarukan bisa lebih kompetitif.

"Dengan HBA saat ini berkisar di angka sekitar 130 dollar AS per ton ini sudah bersaing. Jadi, EBT ini sekarang sudah masuk skala keekonomian. Kita head to head saja dengan fosil sudah bisa. Jadi narasi yang ingin saya bangun itu adalah sekarang tidak ada alasan lagi untuk tidak memakai EBT," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pemerintah Sebut Harga Listrik dari Energi Terbarukan Makin Murah, Ini Hitungannya", Klik untuk baca: https://money.kompas.com/read/2023/12/18/150101226/pemerintah-sebut-harga-listrik-dari-energi-terbarukan-makin-murah-ini.

SumberKOMPAS.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm