SonoraBangka.ID - Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) tumbuh 5,05 persen sepanjang 2023. Hasil ini disebut berada di bawah target pemeritah sebesar 5,3 persen.
Berkaca dari hasil tersebut, Sinarmas Sekuritas memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 akan turun kembali ke angka 4,9 persen.
Head of Institutional Research Sinarmas Sekuritas Isfhan Helmy mengatakan, pertumbuhan PDB didorong oleh ekspor dan investasi. Di sisi lain, sektor konsumsi tetap lesu lantaran kampanye beralih ke media sosial.
"Konsumsi rumah tangga yang menyumbang lebih dari setengah dari PDB hanya naik 4,5 persen pada kuartal IV-2023, laju terendah dalam hampir dua tahun dengan masyarakat kelas menengah atas mengalihkan pengeluaran dari dari sektor konsumtif ke produktif,” kata dia dalam keterangan resmi, Selasa (6/2/2024).
Sementara itu, ia menambahkan, investasi yang menjadi kontributor terbesar kedua terhadap pertumbuhan PDB naik 5,02 persen pada kuartal IV-2023. Angka tersebut, sedikit lebih rendah dari pertumbuhan 5,8 persen pada kuartal III-2023.
Sementara itu, ekspor berhasil mencatat ekspansi sebesar 1,6 persen pada kuartal IV-2023, setelah dua kuartal berturut-turut mengalami kontraksi. Selain itu, belanja pemerintah naik 2,8 persen, membalikkan kontraksi pada kuartal III-2023.
Ke depan, Ishfan memperkirakan konsumsi rumah tangga akan terus melambat, bersama dengan ekspektasi pendapatan ekspor yang lebih rendah tahun ini.
"Sehingga kami merevisi perkiraan pertumbuhan PDB kami menjadi 4,9 persen untuk full year 2024 dari sebelumnya 5 persen,” tutur Ishfan.
Menurut Ishfan pendorong utama laju pertumbuhan ekonomi 2024 akan datang dari investasi yang kami perkirakan akan tumbuh mendekati 6 persen, juga ada sedikit harapan membaiknya konsumsi rumah tangga mendekati 5 persen.
Menurut dia, itu akan menjadi faktor penyeimbang di tengah perkiraan melemahnya faktor eksternal yang ditandai menipisnya surplus neraca perdagangan.
"Laju pertumbuhan PDB 2024 akan lebih rendah dari pencapaian sepanjang tahun 2023, dimana ekonomi Indonesia tumbuh 5,05 persen, ujar dia.
Sedangkan, sepanjang 2024 pihaknya memperkirakan kontribusi saldo eksternal negatif terhadap PDB, karena prospek neraca perdagangan tampak lebih suram tahun ini. Ekonomi global yang lemah juga dapat membuat pengiriman ekspor tetap lesu.
Selain itu resiko terhadap ekonomi tetap ada karena inflasi pangan meningkat pada Januari sementara rupiah yang volatil mungkin membuat Bank Indonesia berhati-hati untuk melakukan pemotongan suku bunga di semester I-2024.
"Secara overall kami perkirakan pertumbuhan PDB sebesar 4.9 persen sepanjang 2024, ditopang pertumbuhan domestic demand sebesar 5 persen, tetapi akan tergerus kontribusi negatif dari faktor external balance yang membuat pertumbuhan PDB secara overall sedikit lebih rendah,” tutup Ishfan.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2023 tumbuh sebesar 5,05 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Realisasi itu lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi tahun 2022 sebesar 5,31 persen.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sinarmas Sekuritas Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 4,9 Persen pada 2024", Klik untuk baca: https://money.kompas.com/read/2024/02/07/073120926/sinarmas-sekuritas-proyeksi-ekonomi-ri-tumbuh-49-persen-pada-2024.