SonoraBangka.ID - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B Pandjaitan menyoroti konser Taylor Swift yang bertajuk "The Eras Tour" yang dilaksanakan selama enam hari di Singapura.
Luhut mengatakan, konser penyanyi asal Amerika Serikat itu membuat dirinya tak bisa mengunjungi Singapura lantaran hotel di negara tersebut penuh selama periode konser.
"Bayangkan kita kemarin minggu lalu selama dua minggu enggak bisa ke Singapura, karena ada Taylor (Swift) ada show di sana, sembilan hari hotel itu penuh, kenapa? Karena di Indonesia enggak bisa pertunjukan dia," kata Luhut dalam pidatonya saat membuka acara "Business Matching 2024" yang disiarkan kanal YouTube Kemenperin, Kamis (7/3/2024).
Melihat situasi tersebut, Luhut langsung menggelar rapat dan menargetkan selama enam bulan ke depan izin konser artis-artis dunia bisa didapatkan.
Luhut mengatakan, dirinya mengenal satu pemain dalam industri hiburan untuk melancarkan konser artis-artis dunia di Tanah Air.
"Saya bilang, 'Kamu cari yang lain (artis lain)' itu kontrak aja, berapa lama, apa yang diberikan Singapura, kita biarkan ke dia. Kita harus berani bersainglah, kalau Singapura bisa untung, masa kita enggak," ujarnya.
Lebih lanjut, Luhut mengatakan, Indonesia memiliki banyak orang hebat yang dapat melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan pemerintah Singapura.
"Kita nyontek saja dulu kalau belum tahu. Kita lihat ke kanan dan kiri untuk kepentingan nasional kita," ucap dia.
Sebelumnya, Konser Taylor Swift bertajuk "The Eras Tour" yang akan digelar selama enam hari di Singapura disebut berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama 2024.
Dilansir dari The Straits Times, Jumat (1/3/2024), para ekonom sibuk menghitung angka-angka atas dampak ekonomi yang ditimbulkan dari konser penyanyi asal Amerika Serikat itu.
Direktur penelitian makro ekonomi di Maybank, Erica Tay mengatakan, konser Taylor Swift yang digelar selama enam hari di Singapura dapat menghasilkan pendapatan pariwisata sebesar 350 juta hingga 500 juta dolar Singapura.
Jika dirupiahkan, nilai 500 juta dollar Singapura setara Rp 5,8 triliun (kurs Rp 11.670 per dollar Singapura).
“(Tetapi) menilai-nilai dari pertunjukannya hanya berdasarkan dorongan ekonomi langsung adalah hal yang tidak tepat,” kata Ms Tay kepada Straits Times.
“Dampak langsungnya tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan nilai strategis yang dapat dihasilkan dari konser Taylor Swift," sambungnya.
Tay mengatakan, hal ini termasuk kemampuan untuk meningkatkan status Singapura sebagai pusat acara kelas dunia yang terkemuka di Asia
"Artis papan atas lainnya lebih cenderung membawa tur mereka ke sini karena mengetahui bahwa mereka dapat menjangkau penonton Asia dari satu kota yang terhubung dengan baik," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Siapkan Konser Tandingan Taylor Swift, Luhut: Kalau Singapura Bisa Untung, Masa Kita Enggak?", Klik untuk baca: https://money.kompas.com/read/2024/03/08/060000326/siapkan-konser-tandingan-taylor-swift-luhut-kalau-singapura-bisa-untung-masa.